CHAPTER 36

2.7K 301 8
                                        

SELAMAT MEMBACA
^^
----

Seperti pagi biasanya, Zeni akan bersiap dengan seragam sekolahnya, melajukan motor menuju SMA BHINNEKA. Tetapi, setelah bel masuk berbunyi gadis itu akan bolos dan bersantai di rooftop. Tidak ada niat sedikitpun untuk mengikuti pelajaran.

Jam istirahat telah tiba, semua murid berdesakan memasuki kantin untuk mengisi perut mereka. Lain halnya dengan anggota RESPECT yang malah berjalan menuju rooftop. Mereka ingin bersantai saja di sana. Namun, saat melewati gudang mereka seperti mendengar suara seseorang yang sedang menangis. Karena penasaran, mereka mendekati pintu gudang yang terkunci itu. Mereka menajamkan pendengarannya, dan benar, ada yang menangis disana. Mereka ada lima orang dan semua dapat mendengar. Tidak mungkin mereka semua salah pendengaran.

"Halo, ada orang di dalam?" Tanya Jeccki seraya mengetuk pintu gudang itu.

"Hikss, hikkss, tolonggg!"

"Itu beneran manusia kan bukan hantu?" Tanya Gevin memegang lengan Arsen pertanda ia sedang takut sekarang.

Arsen pun sama, ia ketakutan. Kedua cowok itu saling berpelukan dengan tangan yang saling menggenggam.

"Plisss, siapapun tolongin gue. Hikkss!" Suara seorang perempuan itu kembali terdengar. Dan itu membuat mereka yakin bahwa yang di dalam adalah manusia.

"Kita dobrak aja Jecc." Ucap Ariel yang di angguki Jeccki.

"Lo jangan di belakang pintu, kita bakalan dobrak pintunya." Ucap Jeccki.

"I-iyaa!"

Ariel dan Jeccki mendobrak pintu tersebut, namun tidak terbuka juga. "Heh, bukannya bantuin malah enak peluk-pelukan Lo berdua. Nggak normal?" Celutuk Ariel menatap Gevin dan Arsen. Sontak kedua cowok itu melepaskan pelukan mereka.

"Iyuhhh, gue normal kalik!!" Balas Gevin.

"Udah, ayo bantuin!" Ucap Jeccki.

1

2

3

"Dobrak!" Kompak kelima cowok itu mendobrak pintu gudang tersebut. Dua kali percobaan namun, pintu belum terbuka juga. Hingga percobaan ketiga pintu pun berhasil terbuka.

"Jeccki, hikss!!" Rika memeluk Jeccki dan menangis di pelukan cowok itu. Jeccki kaget, namun ia juga mengelus rambut Rika berusaha menenangkan gadis itu.

"Gue takut," Ucapnya masih dengan tangisnya.

"Udah nggak usah takut, Lo udah aman." Ucap Jeccki.

Sedangkan di depan pintu gudang ada seorang gadis yang menatap Jeccki dan Rika penuh arti. "Kenapa Rika peluk Jeccki? Kenapa hati gue sakit banget?"

"Anessa!" Panggil Gevin yang tak sengaja melihat Anessa yang berdiri di depan pintu gudang dengan tatapan ke arah dua orang yang sedang berpelukan itu.

Jeccki segera melepaskan pelukan Rika, ia sadar bahwa mereka sedang menjadi pusat perhatian.

"Muka Lo kenapa?" Tanya Anessa menatap Rika. Ia lebih khawatir dengan wajah lebam temannya dan melupakan rasa sakit hatinya tadi.

"Iya, kok Lo bisa ke kunci di sini?" Tanya Arsen.

"Hiks, tadi Zeni bully gue dan berakhir kunciin gue di sini!" Ucap Rika menatap semuanya.

"Lo gak bohong kan?" Tanya Jeccki. Ia sedikit ragu dengan pengakuan Rika. Ia tau Zeni tidak akan membully orang lain.

"Dengan kondisi kayak gini apa mungkin gue bohong? Gue tau kalian udah lama kenal dengan Zeni. Tapi apapun itu, inilah yang dia lakukan ke gue!" Balas Rika menghapus sisa air matanya.

ZENIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang