CHAPTER 33

2.5K 298 23
                                    

SELAMAT MEMBACA
^^
----

"Lo kan yang neror Rika?"

Zeni melipat kedua tangannya di depan dada, ia menatap Anessa dan Rika yang berdiri di depannya. Sekarang mereka sedang berada di tengah lapangan, kebetulan sekarang adalah waktu istirahat.

"JAWAB!!" Bentak Anessa di depan wajah Zeni. Terlihat sekali kalau gadis itu sedang emosi. Zeni mentap kedua gadis itu dengan malas, tidak tertarik dengan pembahasan kali ini. Dengan langkah anggunnya ia berjalan meninggalkan dua sejoli itu tanpa sepatah katapun.

Brukk.

"Shhhh"

Refleks Zeni terjatuh akibat dorongan yang keras dari Anessa. Gadis itu hanya meringis pelan saat lututnya luka dan mengeluarkan darah.

"Maksud Lo apa, HAH??" Teriak Zeni yang berdiri dan langsung menatap tajam Anessa. Seketika gadis itu diam ketakutan, seram melihat wajah Zeni ketika marah.

"APA?? Lo mau gue main kasar sama Lo?" Tanya Zeni dengan suara keras tepat di depan wajah Anessa.

"Lo--"

"Zen udah, kalian apaan sih?" Lerai Jeccki yang datang bersama teman-temannya, menghalangi Zeni yang ingin membalas dorongan Anessa.

Keributan itu pun menjadi pusat perhatian, ramai siswa-siswi yang berkumpul di lapangan menyaksikan tontonan gratis itu.

"Kalian ada masalah apa sih? Emang nggak bisa di bicarakan dengan baik? Harus pakai kekerasan?" Tanya Arsen.

"Gue nggak akan mau baikan sama cewek munafik kayak dia!" Ketus Anessa mentap tajam Zeni.

"Emangnya ada apa?" Tanya Ariel menatap ketiga gadis itu.

"Jelasin Rik," Ucap Anessa mengode Rika yang sedari tadi hanya diam. Diam-diam tertawa iblis.

"Z-zeni neror gue, ngirimin boneka hantu dan bangkai tikus. Hikss, gue takut, G-gue sampai pergi dari rumah dan terpaksa tidur di jalanan. Karena itu juga gue hampir kecelakaan. Gue salah apa sama Lo Zen? Kayaknya Lo nggak suka banget sama gue, harus berapa kali lagi gue minta maaf. Apa gue harus berlutut dulu di kaki Lo?" Jelas Rika yang ingin berlutut di depan Zeni namun segera di tarik oleh Anessa.

"Nggak usah, Lo gak salah, emang dianya aja yang gak tau diri!" Ucap Anessa menatap sinis Zeni.

"Bener Lo yang neror Rika Zen?" Tanya Jeccki memastikan.

"Iya!" Jawab santai gadis itu. Emang ya, hidup Zeni terlalu santuy. Ia sama sekali tidak takut dengan apa yang terjadi setelah perlakuan yang ia buat. Zeni adalah cewek yang jujur, ia bicara apa adanya dan sesuai kenyataan. Walaupun itu salah, ia tetap akan bicara yang sebenarnya. Lagian, perlakuannya ke Rika itu adalah karena gadis itu yang mencari masalah duluan. Ya dia membalas lebih dari yang orang lain buat. Resiko sendiri, suruh siapa mencari masalah dengan cewek tomboy yang lain dari yang lain itu.

Jeccki menatap Zeni intens, sungguh ia masih belum percaya kalau Zeni tega melakukan itu kepada Rika. "Kenapa Lo tega lakuin itu? Lo dengarkan, Rika bilang dia hampir kecelakaan. Lo udah bahayain nyawa orang Zeni!! Lo nggak punya perasaan sedikitpun?" Tanya Jeccki dengan suara sedikit tinggi.

"Kenapa Lo diam? Belum merasa bersalah juga? Emang dasar nggak tau diri!!" Ucap Anessa menggema, seluruh murid yang berkumpul menonton berbisik-bisik membicarakan Zeni.

Masih tidak ada jawaban dari Zeni, gadis itu hanya diam sambil menatap tajam Rika yang menunduk tetapi dalam hatinya tertawa terbahak-bahak. "Gue tau Lo suka boneka hantu dan tentang hantu yang nggak berpaedah itu Zen, tetapi jangan jadikan itu sebagai bahan lelucon yang dapat membahayakan nyawa orang lain." Ucap Ariel yang ikut nimbrung. Mereka juga tidak habis pikir dengan kelakuan Zeni.

ZENIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang