CHAPTER 23

2.9K 294 17
                                    

SELAMAT MEMBACA
^^
----

Malam yang sunyi buat Zeni, kini gadis itu tengah makan malam sendiri. Walau biasanya juga ia tidak pernah makan bersama kedua orangtuanya, setidaknya masih ada Elin di rumah. Tetapi saat ini hanya ia sendiri.

Setelah selesai makan gadis itu beranjak naik ke lantai dua tepat di mana kamarnya berada. Merebahkan tubuhnya di kasur dengan tatapan menatap langit-langit kamar. Semua terasa membosankan, di rumah tidak ada kerjaan, mau keluar tetapi mager.

Tidak tahu apa yang mau di lakukan, hingga ada satu ide yang muncul di benak gadis itu.

"Sepertinya seru nih" Gumam Zeni dengan senyuman yang merekah di wajahnya.

Zeni segera meraih handphonenya dan menekan satu kontak untuk ia hubungi. Tidak membutuhkan waktu lama, sambungan telepon pun terhubung.

"Hallo epribadihhhh!"

"Gila Lo Zen?"

"Pale Lo gila!!"

"Ngapain Lo nelpon gue?"

"Ke rumah gue dong, sepi banget di sini kaya kuburan"

"Tumben banget Lo nyuruh gue ke sana, pasti ada apa-apa nih"

"Gak boleh su'udzon, dosa Jeccki!!"

"Bukannya su'udzon, gue cuma rada-rada gak percaya aja sama Lo"

"Oh gitu, oke!!"

"Yeh ngambekan Lo!! Oke gue ke sana sekarang"

"Nah gitu dong, kan gue jadi like"

"Like apa maksudnya? Suka? Suka apanya?"

"Gak usah banyak tanya, buruannnn"

"Iya iya"

"Cepetan!!"

"Sabar lah ye elah"

Tut.

Panggilan pun berakhir.

Zeni segera menyusun rencana yang masuk ke otaknya itu. Sepertinya gadis itu akan mengerjai Jeccki, cowok yang ia telpon tadi.

15 menit berlalu, kini Jeccki sudah sampai di depan rumah orang tua Zeni. Cowok itu segera menekan bel, namun pintu tidak terbuka juga.

Ting.

Notifikasi yang berasal dari handphone cowok itu, lalu ia membaca pesan yang masuk.

Zeni Gila
Online

| Masuk aja gak di kunci, gue mager.

Tanpa berlama-lama lagi, Jeccki pun segera membuka pintu. Dan memang benar tidak di kunci. Cowok itu masuk dan akan menutup kembali pintu tersebut.

"Darrrr!!"

"Aaaaaaaaa"

"Brakkk!!"

Saat pintu tertutup, Zeni muncul dari balik pintu itu dengan empat boneka hantu di tangannya. Jeccki kaget sekaligus takut dengan boneka itu, cowok itu berniat melarikan diri namun, pintu sudah tertutup dan berakhir keningnya menabrak pintu yang tertutup rapat itu.

"Hahahahha" Tawa gadis itu yang melihat wajah menderita Jeccki yang sedang merasakan sakit di kepalanya.

"Yes, berhasil!!" Teriak Zeni dengan senangnya.

Sungguh gadis itu senang luar biasa, walaupun Jeccki sudah mengaduh kesakitan, tetapi tidak timbul rasa kasihan di diri Zeni terhadap temannya itu.

ZENIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang