Setiap hari akan ada cerita yang menyenangkan. Pahit dan manisnya hari adalah hal yang tak bisa kita hindari.
_Alex Arkana_
SELAMAT MEMBACA
^^
----Suasana SMA BHINNEKA pagi ini sudah ramai di penuhi siswa-siswi yang berlalu-lalang, suara deruman motor pun bersahutan memasuki gerbang sekolah. Tak lama sebuah mobil Lamborghini dan satu mobil lagi di belakangnya memasuki kawasan SMA BHINNEKA. Membuat para manusia itu menatap kagum mobil tersebut. Mereka sudah tahu kalau itu pasti mobil dari keluarga Reno Adijaya.
Zeni segera turun dari mobil Papanya bersamaan dengan Pria itu, kedua bodyguard itu memarkirkan mobil yang di kendarai mereka, lalu segera berjalan di belakang Reno dan Zeni menuju kelas gadis itu.
"Zeni, kepala Lo kenapa?" Tanya Alex yang melihat perban di kepala Zeni dan langsung menghampiri gadis itu membuat mereka menghentikan langkahnya.
Zeni melihat Reno yang menatap tajam pada Alex, "Alex, gue duluan ya," Ucap gadis itu. "Ayo Pa," Tambah Zeni pada Reno lalu segera berjalan terlebih dahulu. Ia ingin sekali berbicara pada Alex, ia ingin berjalan bareng dengan cowok itu. Tetapi ini bukanlah waktu yang tepat, ia bisa melihat amarah Papanya yang masih memuncak karena prihal kemarin malam.
"Sepertinya semakin memburuk, Lo tenang aja Zen, secepatnya gue bakalan bawa Lo pergi dari zona menyakitkan seperti ini. Gue gak akan biarin Lo sedih lagi, Lo bakalan bahagia, itu janji gue!" Batin Alex menatap kepergian Zeni dengan nanar.
Zeni memasuki kelas, lalu segera duduk di kursinya. "Ya ampun Zeni, kepala Lo kenapa?" Tanya Syifa dengan hebohnya membuat semua murid menatap pada Zeni.
Terlebih Anggota RESPECT, bohong jika Jeccki tidak penasaran dengan apa yang terjadi pada Zeni. Tetapi, ia lebih memilih menghilangkan rasa penasaran itu karena ia juga membenci gadis itu.
Zeni mengode pada Syifa bahwa Papanya sedang menatap ke arah mereka. Reno berdiri di depan pintu kelas Zeni dengan tatapan tajam. Syifa yang mengerti dengan segera duduk manis dan menundukkan kepalanya. Jujur, Syifa takut melihat tatapan Papanya Zeni.
Zeni menatap sekilas Papanya, ada rasa senang dalam dirinya. Ia senang bisa di antar sampai kelas oleh Papanya. Ia jadi ingat saat masa-masa TK dahulu, Papanya selalu mengantar ia ke sekolah dengan senyuman indah. Bedanya sekarang, tidak ada senyuman melainkan tatapan tajam.
Reno pergi ke arah ruang kepala sekolah, setelah mendapat izin, Pria itu segera masuk dan langsung berhadapan dengan Bahar Kasandra, kepala sekolah SMA BHINNEKA.
"Saya mau satu ruangan khusus untuk Zeni, ia harus di pisahkan dengan teman sekelasnya. Dan juga tidak ada istirahatnya. Saya bakalan bayar berapapun!" Tanpa berlama-lama Pria itu segera mengutarakan keinginannya dan langsung di angguki oleh Pak Bahar.
"Baik Pak, kami akan segera memisahkan kelas Zeni,"
"Saya mau sekarang juga, dan kalau bisa kelasnya di lantai paling atas," Ucap Reno yang lagi-lagi kepala sekolah itu menganggukkan kepalanya.
Setelah selesai, Pria itu segera kembali ke mobil dan menuju kantornya. Dan Pak Bahar segera menuju ke kelas XI IPS-1.
"Permisi Bu," Ucap kepala sekolah itu pada Bu Maya guru bahasa Inggris yang sedang mengajar.
"Iya Pak, silahkan."
"Zeni?" Panggil Pak Bahar.
"Saya Pak?"
"Mulai sekarang kelas kamu pindah di lantai empat, Papa kamu sudah membayar kelas itu untukmu sendiri," Jelas Pak Bahar yang membuat Zeni membulatkan matanya. Setega itu Papanya memisahkan dirinya? "Segera bereskan buku kamu," Tambah sang kepala sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZENIKA [SELESAI]
HumorCita-cita gue cuman satu, Yaitu berteman dengan hantu. _-- Bukan cerita tentang hantu, tetapi cerita tentang cewek tomboy yang menggemari dan mengidolakan hantu. Zenika Aurora, Cewek tomboy yang lain dari yang lain. Hidupnya sangat tertutup, selalu...