CHAPTER 04

4.9K 513 34
                                    

SELAMAT MEMBACA
^^
----

Kali ini Anessa pulang ke rumah dengan perasaan dongkol, bagaimana bisa Zeni tidak mau mengantarkannya pulang. Setelah Zeni mengerjai Anes, gadis tersebut bilang kalau Anessa harus menemaninya mencari hantu kalau tidak ia tidak mau mengantarkan sahabatnya itu pulang.

Jadi jalan terbaik yang di pilih Anessa adalah pulang naik taksi. Dari pada dia harus menemani sahabatnya yang gila mencari hal yang tidak mungkin dapat di temukan lebih baik dia pulang sendiri.

"Huss... Sabar Anessa, untung teman kalau gak udah gue bejek-bejek tuh orang!" Kesal Anessa menenangkan dirinya.

Ia tidak pernah menyangka akan mempunyai sahabat seperti Zeni, yang karena ambisinya untuk berteman dengan hantu membuat orang kesal pada gadis itu. Tapi walau bagaimanapun Anessa sangat sayang dengan sahabatnya yang nyebelin itu.

**

Malam Minggu ini geng RESPECT dan geng Luce akan bertanding balapan atas tantangan dari geng Luce sendiri.

Kedua geng tersebut adalah musuh, lebih tepatnya geng Luce yang selalu kalah dari geng RESPECT membuat mereka membenci geng RESPECT. Sudah berapa banyak pertandingan yang di usulkan oleh geng Luce, tetapi sama saja mereka selalu kalah.

Di arena balap sudah siap dua orang ketua dari dua geng yang berbeda, Jessen dan Devon. Suara deruman motor yang membisingkan telinga dan suara sorak riuh dari orang yang mendukung antara ketua geng tersebut.

Zeni melangkahkan kakinya ke arena balap dan menepuk pundak Jessen.

"Sebenarnya gue kesel sama Lo, harusnya gue yang balapan. Tapi gak papa deh lain kali aja, awas kalau Lo ngelarang. Semangat boss kyu!" Ucap Zeni mengeluarkan unek-uneknya.

Jessen tersenyum tipis melihat tingkah anggotanya yang satu ini. Walau rada aneh, tapi hanya Zeni yang bisa membuat Jessen tersenyum walau tipis dan sangat tipis.

Zeni beralih menatap Devon yang sama sekali enggan menatapnya. Jujur Devon masih ada rasa ketakutan karena hal gila yang di lakukan Zeni padanya kemarin.

"Hay Brander, kusut amat muka Lo. Kek baju yang belum di setrika!" Sapa Zeni pada Devon.

Devon menatap malas pada Zeni. "Pergi Lo!" ucap Devon galak.

"Eitsss santai men, gue cuman mau bilang siapa yang menang harus ikut gue nyari hantu!" Bisik Zeni yang membuat Devon merinding seketika.

Devon mendorong wajah Zeni yang dekat dengan telinganya, "Gak ada perjanjian begitu, jangan gila Lo!" Yang benar saja, tujuan Devon di sini untuk menang, dan apa katanya kalau menang ikut dia nyari hantu?? No no no ini gak benar.

"Ada dong, ini barusan gue buat," Ucap Zeni tersenyum jahil.

"Jessen, Lo dapat dari mana sih cewek gila ini? Benar-benar gila!" Ucap Devon kepada Jessen, namun yang di tanya hanya cuek saja.

"Emang ya ketua sama anggota sama aja gak ada yang benar!" Gumam Devon yang masih dapat di dengar Zeni.

Dalam hati gadis itu tertawa jingkrak-jingkrak, lucu banget melihat ketua geng Luce itu tersiksa. Mungkin menjahili Devon akan menjadi hobinya.

"Are you ready?" Teriak seorang perempuan yang berpakaian minim di tengah-tengah.

Brummmmm

Deruman motor semakin keras dan suasana pun semakin ricuh.

"Hantu menunggu mu!" Ucap Zeni pada Devon sebelum pergi menghampiri sahabat-sahabatnya di pinggir sana.

"Kayaknya Devon punya dendam kesumat banget sama Zeni," Lirih Gevin yang sedari tadi memperhatikan Jessen, Zeni, dan Devon.

ZENIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang