Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Luapkan semua emosi buruk yang sedang dirasa dengan cara baik entah dengan menonton, menulis, melukis atau hanya sekedar mendengarkan musik. Jangan terlalu lama dipendam pada diri sendiri, suatu saat akan jadi bom yang mampu menghancurkan.
Duduk tenang dengan pandangan kosong lurus ke depan tak terasa mentari perlahan turun dari posisi teratas dan tak bergeming sedikit pun dari tempat. Jiwanya seakan pergi entah kemana meninggalkan raga yang rapuh dengan akal yang bekerja keras mencerna situasi hari ini.
Suara langkah kaki terdengar mendekat, tanpa basa-basi Lisa mendekapkan tubuh Rose dalam pelukan dengan napasnya yang terengah-engah.
Saat mendengar ada keributan tentang Rose dan Jaehyun di kampus tadi, Lisa bergegas mencarinya dan berkali-kali menghubungi namun tak tersambung.
"Si jahe ngapain lo?" dalam dekapan Lisa bertanya dengan khawatir lalu perlahan melepas pelukan dan memperhatikan wajah Rose.
"OMG! pipi chipmunk gue merah, terus ini bibir? pasti sakit." Lisa meringis saat melihat pipi Rose tercetak telapak tangan dan luka di sudut bibir. "Bener firasat gue, ada yang gak beres sama si jahe. ayo pulang!" ajaknya sambil menarik tangan Rose.
Tak menolak ajakan Lisa, beranjak dari duduknya dan berjalan keluar meninggalkan tempat beribadah untuk para umat Tuhan.
Sesampainya di rumah, Lisa segera mengompres pipi Rose dengan es batu berbalut kain.
Berkali-kali Lisa meringis saat mengobati luka di bibir Rose. "Kalau sakit bilang Rose, jangan ditahan," ucap Lisa.
"Lo yang luka, gue yang ngerasa sakitnya."
"Awas tuh jahe, dijadiin kue jahe natal baru tau rasa."
"Lo juga dikasih tahu, masih saja kepala batu."
"Ponsel lo mana? ditelpon gak aktif?"
"Gue tau lo pasti syok tapi jangan diem aja nanti disambit batu sama setan terus lo amnesia urusannya jadi panjang kali lebar kali tinggi rumus kubus kalo gak salah."
Celotehan Lisa tak mampu membuka mulut Rose untuk berbicara atau hanya sekedar membalas sahutannya. Bahkan selesai dikompres dan membersihkan lukanya masih tetap diam.
"Roseanne Park! jangan diem-diem tau-tau nikah, gue masih jomblo nih," geram Lisa tak ada respons sama sekali.
Tak lama Minzy dan Chaeryoeng datang dari luar, Chaeryoeng yang menghampiri Lisa dan Rose; Minzy langsung menuju ke dapur.
"Unnie..." panggil Chaeryoeng dengan girangnya.
"Yes, baby." Sahut Rose tersenyum tak peduli rasa sakit dari lukanya.
"Cih, giliran sama pawang baru ngomong udahlah gue resign jadi saudara lo," sinis Lisa namun Rose pura-pura tak mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only ME
Fanfiction... Sebuah cerita sederhana ... Menerima dengan keikhlasan hati walau sulit atau berpura-pura seakan tidak pernah terjadi walau menyesakkan di hati atau mungkin dengan kepergian semua akan selesai. Note : Tolong perhatikan! tempat dan nama karakter...