Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sudah sebanyak ratusan bahkan mungkin ribuan kali mentari dan rembulan saling bertukar posisi setelah kehilangan sosok kesayangan dan satu-satunya. Mulai membiasakan diri atas ketidakhadiran sang Adik di sisa hidupnya di dunia ini.
Lulusan terbaik kedua seangkatan sudah cukup luar biasa, dengan gelar sarjana sedikit mempermudah mencari pekerjaan.
Di saat yang lain mendapat banyak buket bunga berbeda dengan Rose walau hanya dua karangan bunga tapi cukup menjadi pusat perhatian orang-orang sekelilingnya.
"Ini pasti salah kirim," celetuk Lisa.
"Gue juga mikir gitu cuman kata pengantarnya di alamat ini dan atas nama gue," jelas Rose.
"Hm, kalo dilihat sih emang benar nama lo." Lisa melihat ucapan selamat di karangan bunga dengan terpampang jelas dua nama lengkap Rose. "Gue maki. penasaran siapa yang ngirim? beda sendiri, paling bagus, paling gede, kelihatan mahal lagi," takjubnya.
"Rose," panggil Taehyung.
"Nee," sahut Rose.
"Ini ada surat buat lo, tadi di titip pos depan kebetulan gue lewat, satpamnya nitip ke gue," jelas Taehyung sambil mengerahkan secarik surat tersebut kepada Rose.
"Oh, gumawo Tae." Rose berterima kasih kemudian membuka secarik surat tersebut tanpa nama pengirim.
Semoga hari-harimu dipenuhi rasa bahagia, jaga selalu dirimu dan tetap semangat untukmu. Bunga mawar indah yang tak akan pernah layu dan selalu mekar. Selamat atas kelulusanmu, Rose.
"Pasti dari penggemar rahasia," tebak Lisa. "Heran gue sama lo, makin ke sini ada aja kirimin misterius tanpa nama."
'Siapa? dengan isi yang selalu sama namun sekarang ada sedikit berbeda bagaimana dia tahu kelulusanku.' benak dalam pikiran Rose penuh dengan pertanyaan setelah membaca surat tersebut lalu dilipatnya kembali kemudian dimasukkan ke saku jaketnya.
"Baguslah, selagi isinya hal positif gapapa kecuali isinya ancaman atau hal buruk," ucap Taehyung dianggukan kepala oleh Rose, setuju atas perkataannya.
Di luar area gedung kampus, sebuah mobil terparkir diseberang gerbang utama. Di dalam mobil tersebut, terdapat seorang wanita yang sudah cukup berumur serta seorang pria berjas rapi.
"Barangnya sudah diterima?" tanya wanita tersebut.
"Sudah, sesuai perintah Nyonya," jawab pria berjas yang baru saja masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi samping sopir.
"Bagaimana tentangnya?"
"Nona Park menerima predikat kedua teratas seangkatan, Nyonya."
"Mereka tidak salah?" terheran wanita ini.
"Tidak Nyonya, mereka bilang sejak Nona Park kehilangan keluarganya nilainya menurun tapi menurut pihak kampus ini sudah cukup bagus."
"Hm, begitukah?" sambil menoleh ke arah gedung bertulisan Universitas. "Dia lulusan musik, kan?"
"Nee Nyonya, banyak yang bilang Nona Park cukup mahir memainkan semua alat musik dan jenius dalam hal membuat lagu," beritahu pria ini kepada sang Atasan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only ME
Fanfiction... Sebuah cerita sederhana ... Menerima dengan keikhlasan hati walau sulit atau berpura-pura seakan tidak pernah terjadi walau menyesakkan di hati atau mungkin dengan kepergian semua akan selesai. Note : Tolong perhatikan! tempat dan nama karakter...