Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Dua tahun setelah kejadian naas yang menimpa putri bungsu Kim, semua kembali normal kecuali Jennie memiliki rutinitas pemeriksaan biopsi setiap tiga bulan sekali.
"Wow, unnie saatnya cantik terutama gaunnya," Jennie berjalan mendekat memuji gaun yang dikenakan Jisoo sekarang.
Menyipitkan mata. "Kau memujiku atau gaunnya?"
"Gaunnya," ledek Jennie.
Jisoo menekuk bibirnya sambil bersuara kesal. "Padahal sudah berjam-jam untuk make up, tapi kau malah memuji gaunnya saja."
Jennie terkekeh melihat ekspresi wajah Jisoo lalu meberikan rayuan. "Aku bercanda unnie-ku yang sangat kusayang. hari ini sangat cantik lebih cantik dari sebelumnya. senyumlah nanti makin cantik."
"Sejak kapan adikku ini belajar gombal?" heran Jisoo.
"Sejak aku mengenalnya," balas Jennie tersenyum. "Tapi unnie, kenapa model gaunnya berbeda saat fitting di butik?" tanyanya.
"Ternyata kau teliti juga ya," Jisoo mengusap gaunnya. "Ini kiriman dari penggemar rahasia."
"Penggemar rahasia?"
"Ya, ini hadiah yang di desain sendiri olehnya. karna sangat cantik dan dia tahu selera unnie jadi lebih memilih ini daripada gaun yang sebelumnya."
"Sepertinya dia orang dekat sampai tahu selera unnie," sambil menyentuh gaun Jisoo.
"Unnie juga berpikir seperti itu," sahut Jisoo. 'Bahkan aku berharap besar jika darinya' lanjutnya dalam benak sambil tersenyum sendu.
"Jisoo." panggil Irene.
"Nee, unnie." Jisoo menyambut kedatangan Irene dengan pelukan hangat.
"Kau sangat cantik hari ini."
"Hanya hari ini?"
"Ya, karna aku cukup bosan melihat parasmu hampir setiap hari," jahil Irene menahan senyum.
Jawaban Irene membuat Jisoo cemberut. "Unnie sangat jahat."
"Masih saja seperti anak kecil." Irene tertawa sambil mencubit kedua pipi Jisoo dengan gemas.
"Unnie... nanti make up-nya rusak..." rengek Jisoo.
"Walau kau tak bermake up kau tetap cantik."
"Kalian berdua sengaja membuat ku malu ya," Jisoo tersipu malu.
"Irene unnie, dimana Suzy? aku belum melihatnya," tanya Jennie.
"Ya unnie, dimana adik manisku?" timpal Jisoo.
"Sebentar lagi datang, sedang menyiapkan sesuatu," Irene tersenyum simpul.
Setelah sesi berfoto dengan mempelai wanita, acara utama dimulai sepasang pengantin sudah resmi menjadi sepasang Suami-Istri. Sorakan dari para tamu diiringi tepuk tangan menambah kemeriahan acara.
"Selamat untuk pasangan pengantin, semoga selalu diiringi dengan kebahagian setiap harinya hingga kalian menua nanti," ucap sang pembawa acara.
Suzy naik ke panggung dan berbisik ke pembawa acara. "Hm, sepertinya ada kejutan spesial untuk mengisi acara selanjutnya. tanpa mengulur waktu saya persilakan para gadis cantik untuk naik ke panggung," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only ME
Fanfiction... Sebuah cerita sederhana ... Menerima dengan keikhlasan hati walau sulit atau berpura-pura seakan tidak pernah terjadi walau menyesakkan di hati atau mungkin dengan kepergian semua akan selesai. Note : Tolong perhatikan! tempat dan nama karakter...