Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ikuti saja arusnya selagi tenang sambil menikmati keindahan
yang ada disekitar. Bagaimana jika arusnya deras? berpeganglah
jangan sampai terjatuh.Bersandar pada pagar pembatas, memejamkan mata menikmati angin sore yang sejuk dengan pikiran yang berisik. Sejak pembicaran malam itu, Lisa tidak bicara sama sekali.
"Apa gue terlalu egois?" monolog Rose lalu membalikkan tubuhnya melihat banyak orang-orang berlalu-lalang di bawah sana.
"Waktu yang tepat melihat indahnya senja dari sini," ucap seseorang yang sudah berada disamping Rose.
"Eh!" menoleh ke asal suara.
"Wajahmu sangat lucu, seperti ketahuan mencuri," ledek Jisoo sambil terkekeh.
"Sejak kapan unnie disini?" tanya Rose.
"Sejak kau fokus melihat orang-orang di bawah sana," jawab Jisoo melihat arah pandang Rose. "Dari sini mereka kecil ya, seperti semut."
Rose kembali ke arah pandangnya tadi. "Ya, dan kita raksasanya."
Jisoo tertawa. "Kau bisa saja, ngomong-ngomong sedang apa disini?" tanyanya.
"Hanya ingin saja, bagaimana dengan unnie?" tanya balik Rose.
"Mencarimu."
"Aku?" tunjuk Rose ke diri sendiri, dibalas anggukkan oleh Jisoo. "ada apa, unnie?" tanyanya.
Mengubah posisi saling berhadapan. "Aku dengar kemarin kau adu argumen dengan Jennie, apa kau baik-baik saja? saat dia sedang marah pikirannya jadi pendek," jelas Jisoo.
"Aku baik-baik saja. bisa unnie lihat sendiri," jawab Rose.
"Aneh," gumam Jisoo namun dapat didengar Rose.
"Apanya yang aneh, unnie?" penasaran Rose.
"Ah, itu. biasanya saat Jennie marah dengan bawahan dia tidak segan-segan memecat orang tersebut," jelas Jisoo menampilkan raut wajah heran.
'Pantas namanya KJ kalau dibaca jadi keji.'
"Karna itu, unnie mengkhawatirkanmu." Diangguki oleh Jisoo.
"Gumawo unnie sudah khawatir denganku. jika dipecat pun, tak masalah," kembali ke posisi sebelumnya kini melihat langit yang sudah mulai berubah warna menjadi jingga. "Unnie baik-baik saja? terakhir kita bertemu sepertinya mood unnie sedang buruk, apa sekarang sudah membaik?" tanyanya.
"Mian, waktu itu unnie cuek padamu," sesal Jisoo.
"It's okay, unnie. asalkan sekarang sudah baik-baik saja," balas Rose sambil tersenyum ke arah Jisoo.
"Ah, so sweet..." dengan tangannya mencubit kedua pipi Rose dan Sang empu pasrah menerima perlakuan darinya. "Senang rasanya punya adik yang perhatian," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only ME
Fanfiction... Sebuah cerita sederhana ... Menerima dengan keikhlasan hati walau sulit atau berpura-pura seakan tidak pernah terjadi walau menyesakkan di hati atau mungkin dengan kepergian semua akan selesai. Note : Tolong perhatikan! tempat dan nama karakter...