Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Membutuhkan waktu perjalanan sekitar tiga jam untuk sampai. Dari dalam mobil terlihat Daesung dan Minzy sudah menunggu di teras depan rumah sambil duduk di kursi. Sampai turun dari mobil, barulah Daesung dan Minzy menghampiri.
Minzy memberikan pelukan hangat sebagai sambutan untuk Rose. "Imo sangat rindu denganmu," ucapnya dalam dekapan.
"Aku juga rindu dengan imo, terutama masakannya," balas Rose.
Minzy melepas pelukannya. "Hm, kau ini. Tenang saja imo sudah masak makanan khusus untukmu."
"Wah, sepertinya kamu tambah cantik setelah tinggal di seoul," puji Daesung.
"Benarkah? samchon juga bertambah gagah saja bukan semakin tua."
"Tentu saja, berkat setiap hari berkebun dan makan masakan imo-mu yang cantik ini," goda Daesung kepada Minzy.
"Sudah tua, jangan banyak membual!" balas Minzy kesal namun terlihat tersipu malu.
"Appa, eomma, kalian tak menganggapku?" rengek Lisa merasa diacuhkan.
"Kau siapa? anak siapa?" ledek Daesung membuat Lisa menekuk bibirnya. "Bercanda sayangnya appa. kemarilah appa rindu pelukanmu," lanjutnya merentangkan tangan.
Lisa menghampiri dan memeluk appa-nya tanpa sadar ada seseorang yang mereka acuhkan.
"Sepertinya... hari ini kita kedatangan tiga bidadari cantik. siapa namamu cantik?" tanya Daesung sambil melepas pelukan.
Jennie memperkenalkan dirinya. "Annyeonghaseo, saya Kim Jennie. salam kenal."
"Dia atasanku di kantor, tadi datang ke apartement jadi aku ajak ke sini," timpal Rose.
Lisa berbisik ke arah telinga Daesung. "Dia orangnya, appa." Daesung paham yang dimaksud Lisa walau terkejut tapi tak merubah ekspresi wajahnya.
"Sebuah kehormatan, Nona Kim datang ke sini," sambut Daesung tersenyum. "Ayo! kita masuk ke dalam, kalian pasti lelah selama perjalanan," ajaknya dan mereka berjalan masuk ke dalam rumah.
Berkumpul di ruang tamu. "Ngomong-ngomong, mobil siapa yang kalian tumpangi?" tanya Minzy memulai pembicaraan.
"Itu punyaku eomma," bangga Lisa.
"Dapat uang banyak darimana sampai bisa beli mobil limited edition? apa ka-"
Minzy memukul Daesung sebelum melanjutkan perkataannya. "Sakit... yeobo," rengek Daesung dengan manja.
"Jangan bersandiwara, aku memukulmu dengan pelan," sanggah Minzy.
"Tapi ini sungguh sakit," sahut Daesung sambil mengusap kepalanya.
"Salah sendiri. jika tak dicegah, mulutmu akan berbicara asal."
"Mobil itu hadiah dariku untuk Lisa, samchon," sela Rose.
"Kamu jangan terlalu memanjakannya, aku tahu pasti Lisa yang memintanya. benar bukan?" tebak Minzy dibalas kekehan dari Lisa. "Anak ini... oh ya, sampai lupa jika ada tamu. minumlah nak Jennie, apa tidak suka dengan minumannya? ingin ganti yang lain?" tawarnya melihat isi gelas Jennie masih utuh.
"Tidak perlu, aku suka," jawab Jennie kemudian meminumnya.
"Apa kalian lapar? eomma sudah siapkan banyak makanan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Only ME
Fanfiction... Sebuah cerita sederhana ... Menerima dengan keikhlasan hati walau sulit atau berpura-pura seakan tidak pernah terjadi walau menyesakkan di hati atau mungkin dengan kepergian semua akan selesai. Note : Tolong perhatikan! tempat dan nama karakter...