___|16|___

379 61 3
                                    

Selamat membaca

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ego muncul karena keadaan tapi keadaan juga bisa membuat ego itu bisa dikendalikan walau dengan keterpaksaan.

Hal paling menyebalkan saat bekerja ialah jadwal meeting dadakan.

"Bisa-bisanya meeting dadakan, ini bahas hal penting atau mau jualan tahu bulat sih," gerutu Rose.

"Kenapa juga harus pagi, kenapa gak setelah makan siang atau sebelumnya."

"Hah sial! ini gara-gara CEO baru itu harus dateng lebih awal," kesalnya.

"Huh, mana diinfo sejam sebelumnya, benar-benar definisi dadakan," lanjutnya.

Selama perjalanan menuju agensi, Rose mengeluarkan sumpah serapah kepada CEO. Belum ada seminggu menjabat sudah banyak perubahan salah satunya meeting dadakan diberitahu sejam sebelumnya.

Sampai depan gedung bertulisan KJ Intertaiment, bergegas menambah kecepatan jalannya ke arah pintu utama. Baru saja menginjakan kaki di lobby sudah ada seseorang dari arah berlawan yang berlari ke arahnya dengan ponsel melekat di telinga sebelah kirinya.

Kejadian yang tidak bisa dihindari, seseorang yang berlari itu menyenggol bahu Rose, membuat ponsel yang Ia pegang terjatuh dan terhuyung ke belakang karna bersenggolan cukup keras dengan reflek yang bagus Rose memegang tanganya agar tak terjatuh.

Mereka terdiam beberapa detik, mencerna apa yang sudah terjadi namun tiba-tiba keluar nada yang sedikit melengking didengar telinga. Bersamaan terlepas genggaman mereka.

"YAK!" teriaknya. "Jalan pakai matamu," lanjutnya dengan nada sangat kesal.

"Bukannya jalan pakai kaki, adanya jalan kaki bukan jalan mata," balas Rose merasa bukan dirinya yang salah.

Ia terdiam atas balasan dari Rose dan sedikit bingung untuk membalasnya lagi. "Tetap saja jalan lihat kanan-kiri supaya tidak nabrak orang," balasnya lagi tak ingin disalahkan.

Rose hanya menghela napas kasar lalu mengambil ponsel yang terjatuh tepat di dekat kakinya. Memeriksa barang tersebut dengan sekilas mungkin saja ada yang rusak.

"Saya minta maaf atas apa yang terjadi, sajang-nim. ini ponsel anda tidak ada yang rusak," ujar Rose sambil menyerahkan benda tersebut kepada sang pemilik walau diambil dengan kasar.

"Sekali lagi saya minta maaf dan saya pamit pergi," pamit Rose dengan sedikit membungkuk dan pergi menjauh darinya sebelum dia berbicara lagi.

Hanya melihatnya pergi menjauh, menatap lekat belakang punggung Rose. "Hm, seperti pernah lihat dia. tapi dimana?" gumamnya sambil sedikit mengingat. "Ah, dia yang waktu itu, tapi jika dilihat dari dekat lumayan mempesona," lanjutnya ada senyuman yang tercipta dari bibirnya.

"Ayolah, Jen. kau baru melihat tak mungkin kau sudah jatuh cinta," monolog kepada diri sendiri sampai lupa tujuannya terburu-buru.

Berjalan cepat menuju ruangan tim produser, membuka pintu dan ternyata semua produser sudah ada di dalam sana.

"Akhirnya kau datang juga, Rose." ucap Teddy.

"Nee, oppa." balas Rose. "Apa aku terlambat?" tanyanya.

"Aniyo, kau tepat waktu." jawab Teddy. "Lebih baik kau simpan dulu barangmu, kita akan ke ruang meeting sekarang, 10 menit lagi akan dimulai," lanjutnya.

Only METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang