___|EPILOG|___

477 47 3
                                    

Selamat membaca

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rose POV.

Waktu bisa menyembuhkan luka ada benarnya jika diimbangi mengobati lukanya. Berapa lama waktu yang dibutuhkan? tergantung seberapa besar usaha untuk mengobati dan merawatnya hingga pulih kembali walau akan membekas nantinya. Bagaimana jika tak diobati? rasa sakit dari lukanya akan menemani di sisa hidup, seperti yang aku alami sekarang.

Jika saat itu aku ikut bersamanya, apa semua ini tidak akan terjadi?

Bagaimana jika saat itu mau tinggal di panti, apa adikku akan baik-baik saja?

Bagaimana jika aku tidak dilahirkan, apa yang akan terjadi?

Atau apa yang akan terjadi jika aku pergi meninggalkan dunia ini tanpa dijemput?

Semuanya berakhir dengan penyesalan yang bertumpu pada kata jika.

My baby, apa disana cukup menyenangkan sampai tak pernah mengunjungi unnie-mu. Entah alasanmu tak pernah mampir di mimpi unnie, ada satu hal terpikirkan oleh unnie. Kamu ingin unnie-mu ini, tidur dengan nyenyak setelah lelahnya menjalani kehidupan daripada mengalami mimpi buruk atau bermimpi indah yang membuat unnie tak ingin bangun lagi. 

Selama ini berpikir hanya aku yang merasakan kehilangan ternyata tidak, orang sekitarku juga merasakan hal yang sama tapi tidak menunjukkannya padaku.

Belajar untuk merelakan tak semudah yang dibayangkan. Aku akan tetap mencoba, gomawo sudah terlahir menjadi adikku. see you in heaven, my baby. Jika nanti kita terlahir kembali jadilah adikku lagi.

Wajar jika aku membenci eomma, setelah apa yang eomma lakukan terhadapku. Tapi aku mencoba memahaminya karena pasti ada alasan kenapa eomma melakukan itu padaku. Sekarang aku menyadari, ternyata orang tua sama seperti seorang anak yang terkadang membutuhkan bimbingan untuk menyelesaikan masalah.

Eomma, berbahagialah dengan keluargamu yang sekarang. Tak perlu khawatir tentang bungamu ini, akan selalu mekar. Sampai maut saling menjemput kita nantinya, kaulah eomma-ku dan aku anakmu, fakta tak terbantahkan. Tolong maafkan aku yang pernah membentakmu dan berkata jahat padamu.

Aku kagum pada Tuan Kim, melakukan segala cara untuk melindungi anaknya, walau dengan cara yang salah. Apakah orang tua lainnya akan melakukan hal sama seperti Tuan Kim? Sepertinya iya.

Aku sudah memaafkanmu yang telah terjadi untuk kebaikan diriku sendiri. Setiap do'a ku terselip untukmu semoga dipertemukan kebahagiaan.

Entah karena terlalu peduli padamu atau sangat membencimu, sampai berkata jahat padamu. Maafkan aku sudah membuatmu menangis, maafkan aku membuatmu terluka, dan maafkan aku tak bisa membalas cintamu. Jika nanti kita terlahir kembali, kumohon jangan jatuh cinta lagi padaku.

Untuk yang terbaik bagi kita. Cukup aku, hanya aku yang merasakan semua ini.

POV End.

----------

"Mommy lihat, ada yang sedang menangis," tunjuk anak laki-laki yang berumur 6 tahun.

Seakan mengingat hal ini sebelumnya. "Ayo, kita kesana." Berjalan mendekati anak tersebut yang duduk di bangku taman sendirian sambil menangis.

Berjongkok untuk melihat wajah anak perempuan mungkin berumur sekitar 10 tahun. "Cantik, kenapa menangis? siapa yang menyakitimu?" tak dijawab pertanyaannya kemudian mendekapkan dalam pelukan.

Only METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang