___|19|___

344 79 2
                                    

Selamat membaca

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tak seperti biasanya, sekarang mereka terlihat sangat canggung. "Lo duluan ngomong," ujar Lisa.

"Kenapa semalam gak pulang?"

"Semalam disini hujan bikin tempat ini banjir, jadi gue milih bantuin bos nyelametin barang-barang."

"Tapi kenapa nomor lo gak aktif, bikin gue khawatir tau gak," cemas Rose.

Mengeluarkan ponsel dari saku jaket. "Karna buru-buru, gue gak sada4 ponselnya jatoh terus kerendam air semaleman."

Mendengar alasannya reflek Rose memeluknya. "Yang penting lo gak kenapa-napa," terdengar lirih.

Lalu melepas pelukannya. "Ini buang aja, nanti beli lagi." Dan membuang barang tersebut ke dalam plastik sampah.

"Mian, Rose." sesal Lisa sambil menundukkan kepala sambil memainkan jari tangan.

"It's o-"

"Soal permintaan gue," potong Lisa. "Gue tau, lo gak mau gue kenapa-napa nantinya. maafin gue yang gak peduli sama perasaan lo, malah mentingin kemauan gue sendiri," pelannya masih menunduk.

"Sejak kapan lo ngomong sambil nunduk, liat muka gue." Lisa menggeleng kepala enggan menatap langsung wajah Rose.

Mengangkat dagu Lisa supaya menatap langsung wajahnya. "Gue yang seharusnya minta maaf, gue yang terlalu egois. maafin gue ya, jangan diemin gue lagi."

Pelupuk mata Lisa sudah berair bersiap untuk menangis namun ditahan. "Lo gak salah, gue yang salah."

"Gue yang salah, Ly." bantah Rose.

Lisa membalas tak mau kalah. "Gue yang salah, Rose."


"Gue."

"Gue."

"Gue, Roseanne Park."

"Gue, Lisa Manoban."

"YAK! ROSEANNE PARK," pekik Lisa.

Ingin membalas ucapan Lisa namun dipotong oleh Jungkook. "Kalian ini kenapa sih? bikin anak-anak kaget, tau gak?" Sambil menunjuk ke arah anak trainer terlihat raut wajah ketakutan dari mereka.

"Mian," kompak mereka. Jungkook geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua orang ini.


"Gara-gara lo sih," tuduh Lisa sambil menyikut perut samping Rose.

"Kok gue, lo yang teriak," tak terima jika disalahkan.

"Lo duluan yang bahas."

"Dih, lo yang nyuruh gue ngomong duluan ya."

"Itu biar gak diem-dieman."

"Terus aja salahin gue, emang cewe selalu bener."

Only METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang