Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Someone POV.
Walau hanya hitungan beberapa tahun mendapatkan kasih sayang dari Mommy, aku tetap bersyukur mempunyai Mommy yang sangat baik sepertinya dalam hidupku.
Berbeda denganku, Adikku belum merasakan secara langsung kasih sayang Mommy dari lahir. Sebagai kakak, aku berusaha memperlakukannya sebaik mungkin seperti layaknya sosok Mommy walau tak sama dan tak bisa disamakan.
Sampai dimana, suatu hari Appa memperkenalkan Aunty Dara kepada kami. Adikku menyambut dengan gembira setelah mengetahui bahwa Aunty Dara akan menjadi Mommy kita.
"Mommy punya anak?" aku bertanya setelah mendengar percakapan antara Appa dan Mommy.
Mommy menjawab sedikit ragu. "Y-ya, dua anak perempuan cantik seperti kalian."
"Kita bisa bertemu? nanti kita bisa bermain bersama, bukan?"
"ANIYO! Mommy hanya punyaku tidak ada yang boleh memilikinya kecuali aku," Adikku menolak dengan lantangnya.
Kalimat yang dilontarkannya membuat aku dan Mommy terkejut. Dia mengurung diri di kamar selama beberapa hari karena itu aku dan Mommy sepakat untuk berbohong padanya dan Dia mempercayainya sampai sekarang. Terdengar egois, bukan? namun hanya cara ini yang kami pilih saat itu.
Tak menyangka hari ini adik kecilku yang imut menjadi CEO agensi menggantikan Appa. Setelah acara selesai aku menuju rooftop untuk mendapatkan udara segar setelah bertemu banyak orang, tak lama aku mendengar ada yang datang dan sedikit mendengar pembicaraan mereka tentang anak dan ibu. Bukan menguping tapi tak sengaja dengar karena suara mereka cukup jelas.
Dengan rasa penasaran melihat siapa meraka, sedikit terkejut ternyata Mommy dengan Rose dan sepertinya mereka tak menyadari keberaanku. "Rose anak kandung Mommy?" benakku dalam pikiran.
Hampir dua minggu ini aku memikirkannya, dengan keberanian diri bertanya langsung kepada Mommy dan jawabannya sesuai dengan apa yang aku dengar saat itu.
"Berarti Rose sudah tahu jika aku unnie-nya?"
"Seharusnya, tapi mungkin dia tidak akan menganggapmu," jawaban Mommy membuatku terheran dan juga bertanya-tanya, apa Rose marah karena aku telah mengambil Mommynya?
Akhir-akhir ini Adikku terlihat bahagia dari biasanya, sedang jatuh cinta? terlihat jelas dari raut wajah dan semangatnya.
"Unnie, aku menyukainya," bisiknya saat kita sedang makan siang bersama Rose dan Lisa.
Diam membeku seakan waktu berhenti sejanak, tak lama Lisa tersedak membuatku tersadar.
Dengan caraku sendiri membuat jarak diantara mereka seperti hasilnya tak begitu berpengaruh dan malah semakin dekat. Haruskah memisahkan mereka di kutub selatan dan kutub utara?
Masuk ke dalam kamar Adikku tanpa mengetuk pintu. "Jendukie," panggilku.
"Nee, unnie." sahutnya yang sedang mengetik sesuatu di laptopnya tanpa mengalihkan perhatiannya.
Berjalan mendekat dan duduk di pinggir ranjang miliknya. "Ada yang unnie ingin bahas denganmu."
"Jika membahas tentang bagaimana cara T-rex tepuk tangan, lebih baik unnie keluar, aku sedang sibuk sekarang," jawabnya tanpa menoleh.
"Unnie sedang serius, Jen."
"Oke, unnie ingin membahas apa?" menghentikan gerakan jari yang sedang mengetik lalu mengalihkan perhatiannya ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only ME
Fanfiction... Sebuah cerita sederhana ... Menerima dengan keikhlasan hati walau sulit atau berpura-pura seakan tidak pernah terjadi walau menyesakkan di hati atau mungkin dengan kepergian semua akan selesai. Note : Tolong perhatikan! tempat dan nama karakter...