___|01|___

2K 106 3
                                    

Hai, salam kenal. Semoga tahun ini banyak momen menyenangkan, ini cerita pertamaku.

Selamat membaca

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari libur dengan cuaca cerah cocok untuk sekedar piknik atau bertamasya ke tempat wisata, banyak keluarga yang menikmati hari libur dengan berkumpul sambil bercerita dan bercanda tawa bersama.

Namun berbeda dengan keluarga Park, rumah penuh dengan suara menggema bukan suara yang merdu tapi suara yang keluar dengan penuh emosi dan nada tinggi sudah biasa untuk keluarga ini sejak sekitar dua bulan terakhir tapi sekarang sepertinya akan berbeda.

Suara tamparan menggema satu ruangan.

"Abojie, berhenti!" suara anak berusia 10 tahun melihat orang tuanya saling beradu kata tajam. "Kalian jangan berantem," lanjutnya sambil menangis.

Berbeda dengan sang Kakak yang berani bersuara, sang Adik hanya melihat dan mendengarkan dari jarak sedikit jauh dibalik pintu tanpa berpikir harus berbuat apa atau bersikap seperti apa karna masih kurang paham dengan keadaan yang sedang dilihatnya.

Keluh Pria dewasa bernama lengkap Seungri Park sambil mengacak rambutnya, "di saat keadaan seperti ini kau---" menggantung ucapannya sambil menujuk jari ke arah Dara, "sudahlah, lebih baik cukup sampai di sini. aku turuti kemauanmu itu dan anak-anak bersamaku. sekarang, silakan kau pergi dari sini!" memberi isyarat kepada Dara untuk keluar.

"Itu yang saya mau sejak awal," balas seorang wanita dewasa bernama Dara dengan senyum mengejek sambil berjalan ke arah lemari.

Seungri hanya duduk tidak ada niat menahan sang Istri, sebagai kakak menghampiri sang Adik dan memeluknya sambil menangis. Selang berapa menit Dara keluar dari kamar dengan membawa sebuah koper cukup besar berjalan ke arah pintu utama, melihat itu sang Kakak berlari ke arah Dara disusul adiknya.

"Eomma... hajima tetap di sini," dengan tangisan sambil memeluk erat pinggang sang Ibu diikuti sang Adik memeluk bagian kaki.

Perlahan Dara melepas kedua pelukan anaknya kemudian berlutut kedua kaki menyamai tinggi anak sulungnya sambil memegang kedua pundaknya. "Kamu seorang unnie tak baik menagis didepan adikmu," mengusap air mata anaknya dengan ibu jarinya.

"Dengarkan ini baik-baik, eomma harus pergi tapi nanti kita bertemu lagi, untuk sekarang eomma titip Chaeryoung padamu, jaga dia dengan baik," Dara bangkit dan kembali berjalan keluar namun anak sulungnya menahan tangannya.

"Kapan kita bertemu lagi?" Anaknya bertanya dengan penuh harap.

"Suatu hari nanti kita bertemu, sekarang lepas tangan eomma." Jawab Dara dengan berusaha melepas genggaman anaknya.

"Aniyo... aku ingin eomma tetap di sini!" berusaha menggenggam tangan Dara dengan erat di samping ada adiknya yang kembali menangis sambil memeluk boneka yang sedari tadi ia bawa di tangannya.

Seungri yang melihat adegan di depan mata akhirnya berjalan mendekat pertama menggendong Chaeryoung dan berusaha melepas genggaman Roseanne anak sulungnya setelah terlepas Seungri berusaha menahan dan Dara pergi. Setelah Dara keluar dari rumah ini Seungri langsung menutup pintu rumah dan mengunci dari dalam.

Chaeryoung menangis dengan keras melihat sang Ibu menghilang di balik pintu, setelah itu Rose berlari ke kamarnya; Seungri berusaha menenangkan Chaeryoung di gendongannya.

Hari menjelang malam masih berada di kamar, setelah tadi siang masuk kamar Rose melanjutkan tangisannya sampai tersedu-sedu karena lelah menangis berakhir tertidur dengan posisi kepala berada di bawah bantal.

Only METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang