Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Someone POV.
Saat anak membuat masalah, ajarkanlah untuk bertanggung jawab atau memberikannya hukuman sebagai ganjaran agar tak mengulanginya lagi.
Masalah yang kesekian kalinya oleh anak bungsuku, kali ini masalah besar. Bagaimana bisa menghamili sekretarisnya? Apa gunanya ada kondom.
"Aku tidak setuju jika mereka menikah, Riri sudah aku carikan calon istri," tolakku mengetahui Suamiku akan menikahi mereka.
"Saya tidak meminta persetujuan anda, Nyonya Park yang terhormat." Suamiku bersuara dengan tegas.
Jika sudah berkata seperti itu, tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Paling tidak dapat wanita yang jelas latar belakangnya. Dimana orang tuanya saja, Dia tidak tahu.
Aku membencinya tapi tak bisa dipungkiri jika Dia sedang mengandung cucu perempuan pertama di Keluarga Park setelah memiliki tiga cucu laki-laki.
Betapa cantiknya cucuku ini, sudah dipastikan saat dewasa banyak laki-laki yang menyukainya.
"Sebagai hadiah kelahiran, 25% seluruh saham Company akan aku serakan pada anakmu," ucap Suamiku kepada Seungri.
"Bukankah terlalu banyak appa? cucu yang lain hanya 15%," Seungri terlihat keheranan.
"Tidak, sudah sesuai. Chanyeol, Jinwoo, dan Jinyoung 15%, anakmu 25%, didonasikan 5%, untuk publik 10% dan 15% sisanya untuk jaga-jaga jika nanti dia punya adik."
"Ke-"
"Keputusanku sudah mutlak, sayang." potongnya saat aku ingin kembali protes.
Kedatangannya tidak diharapkan, kenapa dapat bagian sangat banyak tapi tak salah juga untuk cucuku yang cantik.
Setelah Suamiku meninggal, semua kekuasaanya jatuh padaku walau bukan kekayaan tapi dengan ini bisa memisahkan mereka. Tak perlu banyak cara untuk melakukannya.
Harus menunggu usianya 25 tahun untuk mengubah surat waris. Sayang, ini rencanamu? sudah tahu jika aku akan melakukan ini?
"Karna ini eomma memisahkan aku dengan anak-anak?"
"Bukankah kau sendiri yang ingin mereka tinggal di panti? eomma hanya memberimu saran saja."
Darimana Seungri tahu rencanaku? tak apa, dengan syarat yang aku berikan Dia tidak akan macam-macam.
Entah setan mana yang merasuki anakku saat ini.
"Eomma, izinkan aku menemui anak-anak?" pintanya dengan sangat melas sambil berlutut kedua kaki.
"Tak ingat perjanjiannya, Riri?" Perjanjian jika Seungri tak mematuhi perintahku akan dikeluarkan dari daftar keluarga Park.
"Tapi aku harus menemuinya sekarang, ada hal yang ingin aku sampaikan secara langsung," suaranya mulai bergetar.
"Kau bisa menghubunginya tanpa harus bertemu."
"Tidak, aku harus mengatakan sesuatu padanya secara langsung. kumohon eomma."
"Hm, pergilah. hanya seminggu."
"Benarkah? aku akan ajak anak-anak keliling dunia," girangnya seperti anak kecil mendapat permen. "Mungkin... nanti aku tidak akan kembali," ucapnya kemudian keluar dari ruanganku. Kenapa terkesan seperti perpisahan? Mungkin hanya perasaanku saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only ME
Fanfiction... Sebuah cerita sederhana ... Menerima dengan keikhlasan hati walau sulit atau berpura-pura seakan tidak pernah terjadi walau menyesakkan di hati atau mungkin dengan kepergian semua akan selesai. Note : Tolong perhatikan! tempat dan nama karakter...