Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Punya masalah apa sih, Jendeuki?" Jisoo penuh keheranan dengan sikap adiknya yang tak biasa.
"Aku tidak punya masalah, dia saja yang punya masalah denganku," jawab Jennie.
"Tapi tadi kau duluan yang mulai Jennie," sambar Irene.
"Asal unnie tahu saja dia duluan yang mulai, aku hanya membalasnya," santai Jennie sambil mengejek ke arah Lisa.
"Seperti anak kecil saja. tahu tidak?" beritahu Jisoo.
"Sudahlah jisoo, biarkan saja. mereka cukup dewasa untuk menyelesaikan masalah," lerai Irene.
"Oke, anggap tadi tidak terjadi apa-apa. bagaimana saranku yang barusan?" tanya Jisoo. "Aku tidak bertanya dengan kalian berdua," tunjuknya ke arah Jennie dan Lisa sebelum mereka membuka suara.
"Gimana unnie?" bertanya kepada Irene.
"Aku bisa, atur saja waktunya yang jadwalnya sibuk kan kau sendiri," Irene menerima usulan Jisoo.
"Oke, lalu bagaimana denganmu, Rose?" tanya Jisoo.
"Akhir-akhir ini aku senggang, jadi aku ikut," jawab Rose.
"Aku ikut," kompak Jennie dan Lisa, lagi.
"Kalian ini kompak sekali ya, seperti sudah sehati," salut Irene.
"Aku ikut karna Rose ikut," sahut LIsa.
"Aku ikut karna ini acara jisoo unnie. dia saja yang mengikutiku," Jennie melirik tajam ke arah Lisa.
Lisa tersulut emosi. "Rose itu sodara gue jadi dia ikut gue juga ikut. pede banget lo."
Jennie memutar bola mata dengan malas. "Gue tau lo bukan kembaran Rose kan? kembaran kok sifatnya beda jauh."
"Stop! jika kalian seperti ini lebih baik kalian tidak usah ikut daripada nanti jadi pengacau," kesal Jisoo.
"Unnie... kok gitu," rengek Jennie.
"Aku tidak ikut berarti Rose tidak bisa pergi karna kita satu paket," santai Lisa tak tahu akibat dari perkataannya.
"Yasudah, tidak usah ada acara perayaan ulang tahunku tahun ini," putus Jisoo menekuk wajahnya.
Rose yang merasa tidak enak dengan situasi sekarang mencari solusi. "Lily minta maaf dengan Jennie unnie, sekarang!" bisik Rose ke Lisa dibalas gelengan. "Harus sopan sama yang lebih tua."
"Ta-"
"Imbalan satu dus choco milk?" bujuk Rose.
"Dua?" tawar Lisa.
"Oke, deal."
"B-baiklah," dengan pasrah mengulurkan tanganya ke hadapan Jennie. "Mian," singkatnya.
"Yang jelas Lily," lembut Rose.
"Oke-oke, mianhae Jennie unnie atas perlakuanku kemarin---" Rose memberi isyarat untuk melanjutkan perkataanya. "---dan aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi," Lisa tersenyum paksa.
Menerima uluran tangan Lisa dan berjabatan. "Aku maafkan dan jangan sampai kau mengulanginya lagi, aku juga minta maaf jika berlebihan," balas Jennie.
"Nah, ginikan enak. kalian emang kaya anak kecil harus dikasih arahan dulu," komentar Irene.
"Um... karna Jisoo unnie yang berulang tahun, unnie saja yang tentukan ingin berlibur kemana," ucap Rose berusaha membuat Jisoo senang. "Dan biaya ditanggung Lisa," lanjutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only ME
Fanfiction... Sebuah cerita sederhana ... Menerima dengan keikhlasan hati walau sulit atau berpura-pura seakan tidak pernah terjadi walau menyesakkan di hati atau mungkin dengan kepergian semua akan selesai. Note : Tolong perhatikan! tempat dan nama karakter...