___|22|___

324 68 1
                                    

Selamat membaca

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Terlihat baik bukan berarti tidak jahat, kadang berbuat baik karena bisa saja melakukan hal jahat tapi diurungkan begitupun sebaliknya.

"Lo mau pergi sama siapa?" tanya Lisa sambil melirik dari kaca spion tengah.

"Jennie."

Hampir saja mengerem dadakan. "OMG! kenapa mau? gue udah larang jangan deket, kenapa malah lo deketin?" kesal Lisa.


"Udah terlanjur janji. gak mungkin juga gue ingkar, gue tau rasanya kecewa."

Lisa menghela napas kasar. "Gue gak suka lo deket-deket sama tuh manusia kucing, cukup kali ini aja. oke?" Rose mengangguk pelan walau sedikit penasaran kenapa Lisa sangat membencinya melebihi dirinya.

Sinar mentari menyambut di pagi hari ini dengan udara yang masih segar, banyak orang yang memanfaatkan dengan berolahraga.

Rose sudah berada di minimarket, berbelanja untuk sarapan hari ini seharusnya kemarin tapi lupa dan pulang terlalu larut. Jadi ya, sekarang Dia disini sedang memilih beberapa roti dan susu segar.

Setelah berbelanja berjalan pulang sambil menikmati suasana pagi yang cerah ini namun penglihatannya menangkap seorang anak kecil duduk di pinggir trotoar sambil memegangi perutnya.

Berjalan mendekatinya. "Hai, anak manis," sapa Rose dengan lembut.

Anak tersebut mengangkat kepala. "Sedang apa kau disini?" tanya Rose

"Lapal," lirihnya pelan.

"Kau bilang apa?" Rose tak mendengar ucapan anak ini kemudian ikut duduk.

"Lapal."

"Kamu lapar? Suka roti? Unnie punya beberapa roti, mau?" tawar Rose.

Anak ini hanya mengangguk, Rose memberikan roti coklat kesukaan Lisa.

"Makanlah."

Anak tersebut makan dengan cepat membuatnya tersedak.

Membuka tutup botol susu lalu memberikan ke anak ini. "Minum dengan pelan," ucap Rose dengan tangan mengelus punggung anak ini.

"Kalau boleh tahu siapa namamu?"

"Ochie," jawab anak perempuan berumur 6 tahun.

"Hai Ochie, namaku Rose."

"Ingin lagi?" tawar Rose lagi saat melihat Ochie sudah menghabiskan rotinya. "Ini, habiskanlah." memberikan semua yang tadi baru dibeli.

Tiba-tiba ada yang berteriak dari kejauhan. "OCHIE!" panggilnya.

Menoleh ke arah suara. "Nini," sahut Ochie.

Dia berlari mendekati mereka. "Nini khawatir tau, nanti Ochie hilang gimana?" cemas anak perempuan yang bernama Nini.

"Mian, Nini. Ochie sedang malah dengan eomma."

Only METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang