Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sebelum memulai kegiatan, mereka terlebih dahulu sarapan untuk mengisi energi. Berbeda dengan yang lain menyantap makanan masing-masing, Lisa fokus menatap layar ponselnya yang memutar video pratice dance dari Idol lain dengan mulut yang mengunyah makanan.
"Jangan terlalu lama dikunyah, Lily." Tegur Rose yang ingin menyuapi Lisa tapi mulutnya masih menguyah dan hanya dibalas deheman.
"Apa sikapnya seperti ini denganmu, Rose?" Jisoo bertanya dan diangguki oleh Rose.
"Aku baru tahu ternyata dia bisa manja denganmu, padahal saat mengajar seperti guru BK," sahut Suzy.
"Masa sih? dari wajahnya tak ada tampang menakutkan," balas Irene tak mempercayai perkataan Suzy adiknya sendiri.
"Jika unnie ada waktu datanglah ke tempatku, unnie akan kaget sikap dia mengajar jauh berbeda dengan sikapnya yang sekarang bahkan ada anak trainer yang menangis karna cara mengajarnya," penjelasan Suzy membuat Irene jadi penasaran tentang Lisa.
"Aku jadi penasaran, segalak apa dia?" Jisoo ikut penasaran juga.
Orang yang sedang dibicarakan tak menghiraukan seakan dunia milik sendiri, berbeda dengan yang lain Jennie terlihat jengkel melihat kelakuan manja Lisa terhadap Rose.
Lima belas menit sudah mereka menunggu Lisa menyelesaikan makannya. Menatap sekeliling dengan heran, tak ada rasa bersalah dibenaknya.
"Aku memang cantik, jadi jangan menatapku seperti ini," ujar Lisa dengan tingkat percaya diri yang sangat tinggi.
"Pede sekali kau, yang ada kita geregetan melihat kau makan sangat lambat," jengkel Jennie.
"Kau saja yang tidak sabaran," balas Lisa mulai kesal mendengar ucapan Jennie. "Aku sedang meresapi rasa setiap kunyahan, bukan lambat," sanggahnya.
"Ya itu sama saja, lambat."
"Kau ini! pergi saja sendiri jika ingin cepat."
"Hei! kita berangkat bersama berarti pergi juga bersama," Jennie mulai tersulut emosi.
"Nah itu kau tahu, apa salahnya menunggu sebentar," balas Lisa santai.
"Sebentar katamu?" Jennie tertawa mengejek. "Sebentarmu itu, menghabiskan dua cangkir teh," tunjuknya ke arah cangkir yang sudah kosong.
"Kau saja yang minumnya terlalu cepat."
"Kau tahu, ingin rasanya membuangmu ke laut sekarang juga."
"Stop! sudah cukup, kalian kalau belum dilerai tidak akan selesai," sambar Irene yang sudah jengah mendengar perdebatan di pagi hari. "Lebih baik kita berangkat sekarang dan untuk Lisa seharusnya meminta maaf karna sudah membuat kita menunggu lama," titahnya.
"Mianhae, unnie." Lisa menunduk kepala takut melihat wajah Irene.
'Ternyata ini yang ditakuti Joy waktu itu.' batin Rose sedikit terkejut melihat ketegasan Irene.
Tak ingin menunda waktu lagi mereka bergegas meninggalkan hotel menuju The Egyptian Museum, destinasi pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only ME
Fanfiction... Sebuah cerita sederhana ... Menerima dengan keikhlasan hati walau sulit atau berpura-pura seakan tidak pernah terjadi walau menyesakkan di hati atau mungkin dengan kepergian semua akan selesai. Note : Tolong perhatikan! tempat dan nama karakter...