Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Bukankah saya hanya karyawan."
"Aku mengajakmu untuk berteman, itu maksudnya," jelas Jennie dengan tenang.
'Dari kalimatnya terkesan sudah berteman' Rose membatin merasa ada sesuatu yang aneh dari ucapan Jennie sebelumnya.
Akhirnya makanan pun datang. Rose menikmati makanannya dengan lahap namun sepertinya ada yang sedang memperhatikannya lalu melihat ke arah Jennie yang hanya mengaduk makanan dengan sorot mata ke arahnya.
"Unnie tidak ingin makan?"
Pertanyaan Rose membuat lamunan Jennie seketika buyar hilang entah kemana. "Eh! aku makan kok," menyuapi makanan kemulutnya.
"Tadi hanya diaduk-aduk saja, apa tidak enak?"
Menelan makanan. "Enak, wah pantas saja mereka punya banyak cabang," puji Jennie. "Oh ya, untuk nanti kau ingin pergi kemana? aku sedikit bingung menentukan tujuannya."
"Tidak ada yang ingin dikunjungi, itu sebabnya unnie saja yang tentukan."
"Begitu ya, yasudah nanti aku cari tempat yang cocok untuk kita jalan-jalan."
Sudah empat hari ini Jennie tidak menampakkan diri, ada kelegaan yang dirasakan Rose. Tidak ada paksaan untuk makan siang atau pulang bersama. Dengan suasana hati yang tenang memainkan gitar kesayangannya sambil bernyanyi dan menyelesaikan lagu dengan sempurna.
"Suaramu benar-benar merdu, ingin rasanya dinyanyikan olehmu setiap hari," puji seseorang.
Rose menoleh ke arah suara. "Sajang-nim! mian, menggunakan ruangan ini tanpa izin lagi," sesalnya.
"Tak apa, kau ingin menggunakan setiap hari pun tidak masalah. perlu aku buatkan ruangan khusus untukmu?" balasnya.
"Tidak perlu berlebihan sajang-nim. diizinkan menggunakan ruangan ini sudah cukup."
"Kau ini selalu menolak," kritik Jennie. "Tidak rindu denganku? beberapa hari ini kita tak bertemu," tanyanya dengan senyum lebar dan wajah yang diimut-imutkan.
"Tidak," balas Rose.
Mendengar jawaban Rose, seketika membuat Jennie murung. "Padahal aku sangat rindu denganmu," tunduknya dengan suara pelan.
Rose mencoba mengubah topik pembicaraan. "Ah, untuk besok kita akan pergi kemana?"
"Tidak tahu, dari kemarin aku sangat sibuk sampai lupa menentukan tujuan kita jalan-jalan," masih menunduk.
"Unnie mencariku untuk pulang bersama bukan?" tebak Rose diangguk oleh Jennie. "Kalau begitu, ayo kita pulang!" meraih tangan Jennie untuk bergandengan dan itu membuatnya tersenyum.
"Ayo, kita pulang!" semangat Jennie.
Kendaraan beroda empat ini melaju menuju apartemant Rose, meninggalkan gedung agensi.
"Unnie masih tidak tahu besok ingin kemana?" tanya Rose menghilangkan suasana sunyi di dalam mobil.
"Bagaimana denganmu?" tanya balik Jennie.
"Sebenarnya ada tempat yang ingin aku kunjungi, apa unnie tidak keberatan?"
"Asal ada kamu, aku ikut. memang ingin kemana?"
"Besok aku beritahu."
"Kau membuatku penasaran." Setelah sampai tujuan, Rose pamit dan turun dari mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only ME
Fanfiction... Sebuah cerita sederhana ... Menerima dengan keikhlasan hati walau sulit atau berpura-pura seakan tidak pernah terjadi walau menyesakkan di hati atau mungkin dengan kepergian semua akan selesai. Note : Tolong perhatikan! tempat dan nama karakter...