___|08|___

496 71 2
                                    

Selamat membaca

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ada kebaikan ada keburukan,
ada ketulusan ada kejahatan,
ada kejujuran ada kebohongan,
ada kelahiran ada juga kematian, semuanya saling berdampingan tanpa terpisahkan.

Tiba di Rumah Sakit dengan tergesa-gesa mencari di ruangan IGD (Instansi Gawat Darurat) diantara para Dokter sibuk menangani para Pasiennya dan juga banyak perawat.

Berhenti tak jauh dari salah satu bangkar terdapat orang yang lama tak jumpa dengan Dokter sedang berusaha menanganinya.

"Tuan, anda dengar saya?" sang Dokter sedang berusaha keras. "Tuan bertahanlah," Dokter tersebut terus melakukan CPR pada tubuh Seungri.

Sudah beberapa menit dokter terus melakukan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) namun tak ada perubahan perlahan detak jantung seungri berhenti disertai suara EKG (Elektrokardiogram) yang cukup nyaring didengar.

Melihat apa yang terjadi di depan matanya, Rose diam mematung napasnya berhenti sesaat seakan oksigen di sekitarnya menghilang secara tiba-tiba dengan meremas kedua tangannya hingga kembali terluka.

"Rose!" panggil Lisa sedikit terangah-engah, saat Rose hanya terdiam tak merespons panggilannya. Belum tahu apa yang terjadi melihat ke arah pandang Rose yang dituju. "Rose..." lirihnya.

Rose bergegas berlari menuju tempat resepsionis, tanpa memperdulikan keberadaan Lisa.

"Permisi, dimana pasien bernama Park Chaeryeong?" tanya Rose ke salah satu pegawai Rumah Sakit.

"Sebentar, saya cek terlebih dahulu Nona," ucap pegawai tersebut sambil mencari nama yang Rose sebut di komputernya. "Pasien bernama Park Chaeryoeng sedang dioperasi sekitar 15 menit lalu di ruang operasi nomor 2C."

Tanpa mengucap kata terima kasih, Rose kembali berlari mencari ruang operasi tersebut. Berhenti di depan pintu kaca berwarna putih dengan tulisan operation tak lupa Lisa yang mengikutinya dari belakang.

Lisa menyentuh pundak Rose. "Keep calm down Rose, don't be shy eh- don't worry." Perlahan menarik Rose untuk duduk di bangku yang tersedia di sana. "Duduk dulu, gak capek apa dari tadi lari?" Rose hanya pasrah ditarik Lisa.

Duduk dengan cemas menatap lekat pintu berwana putih. 'Tuhan, tolong selamatkan Chae,' Rose terus berdo'a untuk adiknya.

Sudah ada Daesung dan Minzy yang tiba 30 menit lalu dan lampu tanda operasi mati pertanda operasi selesai, pintu terbuka keluarlah Dokter berpakaian serba hijau dengan sedikit ada noda darah di pakaiannya.

Mereka segera bangkit dari duduknya dan menghampiri sang Dokter. "Bagaimana adik saya, Dok? Park Chaeryoung, dia baik-baik kan, Dok?" Rose mencerca dengan penuh cemas sedangkan sang Dokter diam tak menjawab. "Jawab Dok!" sambil mengguncang tubuh sang Dokter.

"Tenang dulu, Rose." Dengan sigap Lisa memisahkan Rose dari sang Dokter. "Tenang dulu, biarin dokternya jelasin," bujuknya karena Rose terus memberontak.

"Gue gak bakal tenang kalau Chae kenapa-napa."

Dokter pun akhirnya membuka suara. "Sebelumnya kami meminta maaf pasien bernama Park Chaeryeong tidak dapat diselamatkan," sambil membungkuk badan sepenuhnya ke arah mereka dan Rose yang mendengar tiba-tiba diam.

Kembali mengangkat tubuhnya dan berdiri tegap. "Luka yang ada di jantungnya terlalu parah karna potongan kaca mobil menancap sangat dalam, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun gagal. sekali lagi kami meminta maaf tak bisa menyelamatkan nyawa pasien." Penjelasan Dokter tersebut kembali membungkuk badan lalu kembali masuk ke dalam ruangan operasi.

Only METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang