___|43|___

224 43 4
                                    

Selamat membaca

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Someone POV.

Sudah menganggap mereka seperti anak sendiri. Dua malaikat kecil cantik yang mulai beranjak dewasa, tapi Tuhan lebih dahulu mengambil salah satu dari mereka.

Sayang, sudah senang bisa bertemu dengan Seungri? Apa kamu masih menganggapku Appa-mu? Kakakmu di sini sedang berusaha untuk merelakanmu, tolong kuatkan Dia dari sana.

Sayang, beritahu kakakmu untuk tidak menyalahkan dirinya atas kepergianmu? aku masih melihat rasa bersalahnya terhadapmu. Rose sangat merindukanmu, sayang. Termasuk aku.

Hari ini ulang tahunmu, kedua kakakmu akan datang untuk merayakannya. Tapi sepertinya mereka telat datang, bagaimana kita rayakan bersama Eomma terlebih dahulu?

"Halo, Chae. anak manisnya appa Daesung. Happy birthday, semoga kamu suka dengan karangan bunganya karna aku sendiri yang memetiknya," berbicara pada batu nisan yang ada di depan mata, tentunya dengan senyum lebarku.

"Sa-ilchughae, sayang. Eomma merindukanmu," sendu Istriku dengan mata yang mulai berair.

"Seungri-ya, jangan buat Chae menangis atau aku akan memukulmu dengan tanganku sendiri," ancamku pada batu nisan di sebelahnya.

Kembali ke rumah, menunggu kedua anakku datang. Sebuah mobil masuk ke dalam halaman rumah. Tunggu, siapa gadis yang bersama mereka? sebelumnya anakku memberitahuku tentang sosok Jennie, jadi Dia orangnya. Tanpa bertanya lagi, sudah paham yang dimaksud Lisa.

Melihat kedekatan mereka, merasa lega berarti Rose menepati janjinya sendiri.

Suara menggema dikala sunyi menyelimuti malam. Sebuah panggilan masuk dari ponsel milik Istriku.

"Siapa, yeobo?" aku bertanya dengan terheran, siapa yang menelpon tak lihat waktu.

"Lisa."

"Eh, tumben sekali menelpon di jam-jam seperti ini."

Istriku me-loudspeaker agar aku juga bisa mendengar suara anakku. Awalnya biasa saja sampai tangis anakku terdengar, Dia terharu dengan perjuanganku? tapi kenapa aku merasa seperti ada masalah besar yang sedang dialaminya.

"... bisakah kalian datang ke seoul sekarang, ada hal sangat penting." pintanya.

Tiba-tiba meminta kami untuk datang ke sana, sepertinya mereka dalam masalah besar.

Tak lama suara notifikasi berbunyi, melihat isi pesan dari Lilyku dan membacanya.

"Kenapa alamat Rumah sakit?" gumamku.

"Yeobo, apa terjadi hal buruk pada Rose?" cemas Istriku.

"Tenanglah. semuanya baik-baik saja. lebih baik kita bersiap pergi," aku berusaha menepis hal buruk dalam benak Istriku walau hatiku sangat cemas.

Kita sampai saat pagi, lelah selama perjalanan hilang seketika melihat anakku duduk di kursi luar Rumah sakit dengan mata sembab dan sedikit menghitam. Apa semalam Dia tak tidur?

"Sayang, kenapa menunggu disini?" tanyaku.

"Sekalian mencari udara segar di dalam sangat sesak. kalian masuklah, aku ingin pulang terlebih dahulu."

Kami masuk menemui Rose, sedangkan anakku pulang ke rumah dengan taksi. Aku yang menyarankannya, tak baik jika mengemudi disaat terlihat sedang kacau.

"Rose," panggilku setelah masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk pintu.

Only METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang