Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Seorang pria tampan masuk ke gedung Gbee Music diikuti oleh beberapa pengawal dibelakangnya dengan masing-masing membawa buket bunga.
"Lisa unnie sangat marah padaku," sendu Yu-ri dengan rasa bersalah.
"Jangan berpikir begitu, Lisa hanya tak ingin membahasnya," balas Irene sambil merangkul Yu-ri. "Ayo kita lanjutkan pestanya," sambungnya.
"Entahlah unnie, sekarang aku tak bersemangat," sahut Hyun-Ji.
"Aku juga," diikuti Chae.
"Aku masih berharap Rose unnie melihat kita di atas panggung tadi." ucap Yu-ri.
"Dan bahkan dia melihat secara langsung," timpal seorang pria yang tiba-tiba muncul.
Semua mengalihkan perhatian kepadanya. "Maaf, anda siapa dan bagaimana bisa masuk?" tanya Suzy dengan sopan.
"Maaf jika tak sopan, pintu depan terbuka jadi kami masuk saja. sebelumnya perkenalkan saya, Park Chanyeol," menyerahkan kartu nama pada Suzy.
"Tunggu, seperti tak asing namanya." Taeyang mencoba mengingat-ingat. "Apa kau ingat, Namjun?" tanyanya.
"Hm, kalau tak salah ada email atas nama Park Chanyeol. apa itu anda?" Namjun bertanya dan Chanyeol mengangguk sebagai jawaban.
"Terima kasih atas bantuannya," Taeyang dan Namjun sedikit hormat.
Chanyeol mengibas kedua tangan dengan merasa tak enak. "Eh itu, kalian salah paham."
Mendengar pernyataan barusan membuat Suzy ikut hormat. "Jika bukan karna anda, mungkin DreamTeam akan menunda debutnya. terima kasih sudah membantu."
Karena Taeyang dan Namjum sama-sama baru menjadi produser mereka masih banyak belajar dan sedikit kesulitan menentukan genre lagu untuk debut Dreamteam.
Tiba-tiba dapat satu E-mail yang masuk ke akun Suzy, berisikan sample lagu dan juga lirik yang sudah lengkap.
"Benarkah, sajang-nim?" Jenna memastikan dan diangguki oleh Suzy.
Jenna dan member lainnya membungkuk hormat. "Kalau begitu terima kasih atas bantuannya, Tuan Park."
Melihat perlakuan lain padanya membuat Chenyeol terkikuk. "Hei-hei, santai saja denganku dan jangan memanggilku seperti itu."
"Terima kasih, oppa." celetuk Hyun-Ji dengan tersenyum.
"Hyun yang sopan," tegur Stella sebagai yang tertua di DreamTeam.
"Unnie, tapi dia yang minta."
"Tetap saja."
Chanyeol melerai. "Sudah tak apa, aku malah senang. aku ingin memberikan hadiah tanda terima kasih sudah menunjukkan bakat luar biasa kalian," mengarahkan para pengawalnya untuk memberikan masing-masing buket bunga.
"Sepertinya seseorang tidak ada disini?" tebak Chanyeol melihat satu buket tanpa pemilik.
"Dia sedang keluar." jawab Suzy.
"Oh, titip satu untuknya dan satu lagi hadiah makan malam spesial untuk kalian," salah satu pengawal mengerahkan satu undangan kepada Suzy.
"Bukankah ini terlalu berlebihan?" tanya Irene karena merasa terlalu berlebihan untuk orang yang baru kenal bahkan baru pertama kali bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only ME
Fanfiction... Sebuah cerita sederhana ... Menerima dengan keikhlasan hati walau sulit atau berpura-pura seakan tidak pernah terjadi walau menyesakkan di hati atau mungkin dengan kepergian semua akan selesai. Note : Tolong perhatikan! tempat dan nama karakter...