0.4

42.5K 3.9K 371
                                    

Happy reading

Matahari bersinar terik, menyinari bumi dengan sangat terang.

Arga beserta teman temannya sedang berada di rotroof setelah ia pergi dari hadapan keluarga marvelino tari ia pergi ke atas,disana juga ada teman temannya.

"Ga lo kenapa sih, dari tadi gua perhatiin ngelamun Mulu" cetus Arion, menatap arga.

"Bener ga, Lo lagi ada masalah atau apa cerita aja sama kita" balas rivky.

"Kalau cerita sama Lo itu ngak ada gunanya tau ngak,lu dengerin kuping kanan keluar kuping kanan lagi kagak masuk dalam otak Lo yang kerdil itu" cerocos Arion.

"Tu mulut lemes banget dah kalo ngatain gue" kesal Rivky.

"Lah memang kenyataan kok,emang gua salah"

"Udah udah lu pada ya sehari aja kagak ribut Napa, sakit nih kuping gue dengerinnya"ucap Revan.

"Jangan didengerin"kompak Arion dan Rivky.

"Nah kan kalo masalah ngelak Lo berdua samaan"

"Tante Nori ngidam apa sih kok bisa anaknya bentuk gini heran gua"

Arga tersenyum dengan kelakuan teman temannya, ia tahu jika mereka melakukan itu untuk menghibur dirinya, mereka tahu jika Arga bukanlah orang bisa mengungkapkan segala keluh kesahnya, jadi mereka hanya bisa menghibur Arga dengan cara mereka sendiri.

Arga kembali  teringat dengan keluarganya tadi, ia sangat benci dengan mereka, tanpa alasan yang jelas mereka meninggalkan Arga di panti tanpa pernah menjenguknya sampai ia dewasa seperti saat ini.
Hatinya sakit tentu saja, bagaimana tidak orang yang kita percayai keluarga kita sendiri  dan mereka membuang kita. jika mereka ingin menghukum Arga boleh saja tapi bukan begitu caranya. dan semenjak itu pula lah Arga menghilangkan Marga marvelino di namanya dan ia hanya memakai nama arga. bahkan teman temannya juga tidak tahu tentang masalah itu,yang temannya tahu hanya Arga yabg tidak punya orang tua dan mereka pun begitu tidak pernah menanyakan kemana orang tua Arga.

Saat asik dengan kegiatan mereka masing-masing,mereka dikejutkan oleh dobrakan pintu.

Brakk

Pintu rotroof terbuka lebar,disana ada guru BK serta ketua osis arka.

"Disini kalian rupanya ha,bisa bisanya kalian merokok dilingkungan sekolah"bentak pak botak.

"Lah emang kenapa pak,lagian yang ngerokok kita kok bukan bapak"jawab Revan.

"Menjawab lagi, ayok ikut bapak terutama kamu arga. kamu kan yang membawa teman teman kamu kesini. memang murid nakal walaupun prestasi kamu banyak tadi tidak dengan kelakuan kamu yang membuat malu sekolah ini, apakah kalian tidak ingat jika pemilik sekolah ada disini bagaimana jika dia melihat"

"Ya dia liat liat ajalah apa susahnya sih" ketus Arga.

"Aww"teriak Arga kesakitan saat telinganya dijewer oleh pak botak,ia diseret kebawah.
Arga menatap arka tajam ia sangat yakin jika arka yang melaporkan mereka, lihat saja nanti dia akan menerima balasan.

"Pak lepasin pak,sakit tahu" ujar Arga, berusaha menyamai langkah gurunya itu, kakinya yang tadi sakit bertambah sakit.

"Ada apa ini pak"ujar seseorang memberhentikan langkah mereka.

"Eh pak nathan, ini pak tadi mereka sedang merokok di atas jadi saya membawa mereka untuk dihukum pak"

ujar pak botak,Nathan melihat  kearah tangan Arga yang masih memegang rokok yang belum habis. ia dibuat terkejut karen ia tidak pernah menyangka bahwa anaknya akan seperti ini. barang yang selalu ia bilang untuk hindari dari anak anaknya bahkan dirinya sendiri  tidak pernah menyentuh itu,namun anaknya memakai benda itu.

ARGANIEL (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang