------------------------------------------
Aku tertarik sekaligus bertanya-tanya dengan buku ini, perasaan bingung mulai menyelimuti pikiranku, aku membuka halaman berikutnya dan tentu saja aku kaget karena buku ini tidak bisa dibuka lagi. Kertas dari buku ini menempel dengan rekat dan saling terkunci satu sama lain. Anehnya lagi bagian tengah dari setiap kertas berisi logam yang aneh seperti kunci memanjang dalam setiap kertasnya. Aku terheran-heran dengan orang yang membuat buku secanggih ini.
"Apa yang kau laku-"
Shina terdiam dan memandangku dengan manik mata yang ketakutan ketika melihat buku ini.
"Siapa kau sebenarnya X?"
"Aku lahir dari ketidakpastian, momentum dan perubahan," jawabku yang mencoba untuk menjadi keren.
Aku tahu ini akan terjadi.
Penghianatan, kekecewaan dan bagian akhir, konflik."Bajingan! Kau tidak tahu buku itu adalah milik para penghianat?"
Shina mengeluarkan pisau kecil yang diwariskan oleh keluarganya. Akupun bersiap untuk melakukan pertarungan persahabatan.
"Hah, pisau kecil? Kau tidak tahu apa-apa Shina!!"
"SRINGG!!"
Betapa bodohnya aku menganggap itu hanya pisau kecil. Dari tempatku berdiri aku mengusap kedua mataku untuk memastikan bahwa yang aku lihat bukanlah mimpi. Tangan Shina menjadi seperti kebiruan, aku melihat sirkuit elektromagnetik di sekitar tangan Shina yang melintang ke beberapa area tangan dan bereaksi terhadap logam pisau itu sehingga membuat logam itu memuai nampak seperti pedang.
"Ch!! Itu bukan pisau biasa."
Shina terlihat lepas kendali seperti memiliki masa lalu kelam terhadap buku ini.
"Tenangkan dirimu Shina!!"
Shina melepaskan ayunan pedangnya yang pertama dengan tangannya yang sedikit kekar mengoyak udara yang ada di sekitar.
"CTAS!!"
Dengan tangan yang kebingungan mencari sebuah benda untuk menangkal ayunan tangan Shina akhirnya aku dapat menangkisnya dengan sisa logam Bismuth di tempat ini.
Kali ini ayunannya nampak lebih kuat dan mengerikan. Udara seakan tertarik untuk membantu Shina melepaskan ayunan pedangnya.
"TRAAANG!!"
Bismuthku patah menjadi 2 bagian.
"Dia benar-benar ingin membunuhku!"
Hasrat membunuh dari Shina sangat kuat kali ini yang ia lanjutkan dengan memasang kuda-kuda untuk serangan lanjutan.
"Sial!"
Tanganku kembali menggeliat kebingungan mencari benda yang bisa membuat Shina pingsan. Aku menemukan balok kayu yang tergeletak di lantai dan langsung mengambil dengan sigap. Shina kali ini akan mengayunkan pedang, aku bersiap untuk mati saat ini juga.
"BRUAAK!!"
Shina terkena lemparan balok kayuku tepat di pelipisnya, pada saat yang bersamaan aku terkena ujung dari senjata yang diayunkan oleh Shina. Darah mengalir dengan gembira di sekitar wajahku dan beberapa di lengan kanan.
"Sial kau kuat juga Shina."
Kami pun tergeletak tak berdaya di tempat. Di tengah keributan tadi nampaknya seseorang telah mengintai kami sejak awal. Aku bisa melihatnya dengan pengelihatan yang samar-samar, terlihat seseorang yang memakai jas lengkap dengan dasi melintang di lehernya nampak merayap, menyelinap masuk membawa senjata ke rumah kami.
"Arghh," rengekku yang sudah tidak berdaya lagi.
Kami pingsan.
----------------------------------Waktu sudah berlalu, aku terbangun dari pertarungan yang melukai sekujur badanku. Saat terbangun aku melihat sebuah meja yang nampaknya kusam, dan melihat sekeliling ada vas bunga di dalamnya berisi bunga yang sudah layu, serta terpasang borgol dikedua tanganku-salah satunya masih terluka.
"Bagaimana aku sampai ke tempat ini? Oh tidak!! Shina!!"
Aku pun memasrahkan diri dan berharap bahwa Shina akan baik-baik saja. Mungkin dia sangat kesal denganku dan memilih untuk kembali ke kota asalnya, Mattium.
101-The Book
*************
KAMU SEDANG MEMBACA
101-The Book
FantasyDunia steampunk abad pertengahan merupakan dunia tempat X - anak yang berumur 16 tahun bersama teman-temannya - berada. Dalam dunia tersebut tercipta teknologi yang dapat mewujudkan segala macam senyawa yang ada di alam melalui tubuh manusia. Dial...