----------------Hari pertama aku menjalani pendidikan di akademi sangat memberiku kesan. Bagaimana tidak, 1 orang siswa di akademi ini memiliki setidaknya 1 atau lebih master yang mengajarkan etika penggunaan Dial hingga penerapannya dalam pertarungan sungguhan. Di masa yang damai seperti ini, bagaimana bisa orang-orang akademi menerapkan penggunaan Dial dalam pertarungan? Semua orang tentu tidak tahu maksud kami mempelajari ini termasuk 4 Eternity pun tidak tahu. Akan tetapi aku tahu jawabannya. Mereka sedang asik bersarang di tempat entah berantah dan tidak berani menunjukan dirinya sebagai penguasa Negara Nirz. Lagipula ini adalah otoritas Kerajaan Nwara yang dimana sebagai salah satu 'kerajaan' yang memiliki hak otoritas untuk membangun akademi. Itu yang aku dengar dari percakapanku dengan Dios Cristata kemarin.
----------------
Malam sebelumnya, aku telah menginap di dalam gedung yang memang disediakan untuk para siswa Akademi Oxitrone. Ukuran dari kamarnya lumayan luas dan fasilitasnya pun sangat lengkap untuk orang yang sempat tinggal sebuah gedung kosong terbengkalai sepertiku, ini sangat nyaman. Aku bercengkrama dengan beberapa rekan squadron untuk melewati malam yang suntuk akan perbincangan mengenai 4 Eternity. Aku sangat muak mendengarnya, hingga tanpa sadar aku meninggalkan rekan squadron kembali ke tempat tidur yang saat itu berbicara tentang 4 Eternity dan kekuatannya.
----------------
Matahari kembali menyapa Pandora di tengah dengusan angin yang membawa salju pergi ketempat yang ia inginkan. Hari ini adalah kali pertamaku bertemu dengan seorang master yang akan membimbing tentang pelajaran Dial. Hari ini aku memanaskan sendi dan otot-ototku di sekitar tempat eksebisi ditemani udara dingin yang memaksa masuk ke tulang dan seluruh sarafku. Saat aku peregangan, aku mendengar seorang pria tua yang berteriak dari arah pintu gerbang markas squadron.
"Oooi! X!"
Teriak lantang pria tua dengan rambut putih yang diikat. Seketika aku langsung menyipitkan mataku untuk memperjelas siapa yang datang jauh-jauh ke Pandora hanya untuk menyapaku.
"T-tuan Zidane?"
Sontak aku langsung menoleh ke arah jendela ruangan pemimpin squadron yang berada tepat di belakangku dan untunglah Dios berada disana hendak melihat siapa yang datang. Dari ruangan pemimpin squadron, Dios langsung mengusap matanya berkali-kali dengan cepat seolah apa yang dilihatnya adalah hal yang mustahil Tuan Zidane pertama kalinya datang untuk mengunjungi Squadron Augurey.
"Ini hari pertamamu kan X? Hahaha."
"Tuan kenapa kau datang tanpa pemberitahuan?"
Dengan kedatangan Tuan Zidane ke Markas Squadron Augurey memancing seluruh siswa untuk keluar dan tidak percaya akan apa yang dilihatnya hari ini. Dios menghampiri kami dengan nafas terengah-engah. Setidaknya Dios tidak mengerahkan seluruh kekuatannya hanya untuk berlari menghampiri kami.
"Tuan- hah hah... Kau-hah... terlalu-hah hah."
Dios mengatur nafasnya kembali sembari menelan ludah.
"Kau terlalu mendadak Tuan!"
"Apa yang kau katakan? Aku aspiqum di akademi ini. Aku harus memberi tahu siapa?"
"K-kau ada benarnya juga."
Sahutku yang masih kebingungan dengan logika berpikir milik Tuan Zidane.
KAMU SEDANG MEMBACA
101-The Book
FantasyDunia steampunk abad pertengahan merupakan dunia tempat X - anak yang berumur 16 tahun bersama teman-temannya - berada. Dalam dunia tersebut tercipta teknologi yang dapat mewujudkan segala macam senyawa yang ada di alam melalui tubuh manusia. Dial...