Bagian 4 - Dosa yang Manis

79 16 3
                                    

------------------------------------

Shina terbangun dan merayap di atas pecahan kaca yang ada karena pertarungannya dengan X. Shina termenung dan melihat sekeliling, dengan meringis kesakitan Shina berusaha mengambil satu per satu peluru buatan mereka dan merasakan sakit ditangannya.

"X... Ugh! Sial aku kehilangan kendali lagi... X... Kemana kau pergi?"

Shina saat ini menyalahkan dirinya sendiri karena tidak jujur dengan X bahwa Shina sendiri memiliki tangan aneh dan pernah menghancurkan sebuah desa yang memperlakukan Shina layaknya binatang sepanjang perjalanannya menuju kota Burzche. Sangat ironi bukan?

Shina berjalan keluar rumah X yang berantakan karena pertarungan tadi. Nampaknya dia sedang mencari X dan kebingungan.

"Kau nampaknya memiliki sesuatu yang menarik!" sapa seseorang yang tidak dikenal dari kursi taman, dekat rumah X.

"Maaf?" jawab Shina.

"Oh, izinkan aku memperkenalkan diri," tangan orang asing tersebut langsung mengeluarkan cahaya hijau sembari menyentuh kursi taman tersebut.

"Apa yang kau lakukan?" kata Shina sembari mengeluarkan pisau kecil yang dipakai pada pertarungan tadi. Kursi taman tersebut langsung mengkerut dan hancur seketika.

"Ya beri aku pertunjukan yang menarik! Haha!!!"

"Sial! Orang ini berbahaya,"  gumamnya dari dalam hati.

Shina tanpa sadar mengaktifkan kembali tangan anehnya dan nampaknya mulai terbiasa dengan kekuatan itu.

"KRAAAKKK!"

Orang asing tersebut membuat semacam tombak yang berkarat dari tangannya tersebut kemudian berlari dengan aneh dan cepat.

"WUSHH!", "TRANGGG!"

Shina menangkis dengan pedangnya dan mulai mengkarat karena terkena tombak dari orang aneh itu. 

"Ayolah!" teriak orang asing itu sambil membuat jarum yang berkarat dari tangannya.

"TRANGG! TRANGG!"

"Sial aku sudah tidak kuat lagi," jerit Shina sambil menangkis serangan orang itu.

"Namaku Leo! Salam kenal!" 

Shina mengubah kembali pedangnya ke bentuk pisau dan langsung melemparkannya.

"Mungkin cara ini berhasil! Ingat rasanya Shina! Ingat rasanya!!!"

"Pisau sekecil itu takkan mempan terhadapku!" 

Tiba-tiba pisau Shina berubah kembali menjadi pedang, tentu Leo sangat kaget dan menendang udara. Ya menendang udara. Pedang itu hampir memotong kepala Leo.

"BRUAK!!!"

Leo sangat terkejut dan terpental sangat jauh karena tidak bisa mengontrol tendangan udaranya tersebut.

Shina langsung berlari dan memukul Leo tanpa ampun.

"BRUK! BRUK! BRUK!"

"Apa maumu?!" pekik Shina sambil memukul Leo tanpa ampun, mungkin ini akhir bagi Leo.

"Tunggu dulu! Tunggu! Kau mencari orang yang bernama X bukan?" tekan Leo sambil memohon ampun.

"Kenapa kau tahu dia!?" sergah Shina sambil menghentikan pukulannya. 

"Aku hanya ingin membantumu! Shina!"

"Lantas, kenapa kau menyerangku?!" balas Shina yang tidak terima dengan perlakuan Leo.

"Aku hanya ingin melihat kekuatan dari Dialmu itu!" 

Shina duduk dan terdiam beberapa saat. 

"Dial? Maksudmu pisau miliku itu?"

"Kau bukan hanya cantik saja rupanya, kau juga bodoh! Hahaha!" ejek Leo kepada Shina yang mulai menarik alis ke bawah dan memukul Leo.

"Hei maaf, Dial itu yang ada di tanganmu Shina. Kau tau apa yang mereka katakan tentang Dial itu? Mereka menyebutnya Dosa yang Manis." 

Shina nampaknya tidak mengerti apa yang dikatakan Leo. Keningnya mulai berkerut seakan kebingungan mendengar kata yang terucap dari mulut Leo.

"Aku tidak paham! Lebih baik kita bahas dimana X berada."

"Kau sangat lurus. Baiklah, aku tahu kemana dia dibawa, cukup ikuti rencanaku saja! Aku sangat penasaran dengan orang yang bernama X dan bukunya itu!" ujar Leo dengan lantang.

"Mari kita bekerja sama, bagaimana hm?"

101-The Book
*************

101-The BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang