Bagian 37 - Dalam Dekapan

14 2 0
                                    

"Tuan Gazef!!! Tidak!!" pekik suara Zara yang getir sembari mengaktifkan Dial untuk melakukan rangsangan hormon penyembuh kepada Gazef Stronia.

Tanpa ampun Galio Corltopy langsung mencekik Zara Hevilia kemudian mengangkatnya, Zara tersedak dan tak dapat bernafas.

"Uhuk! Ahk! Le-pas kan, A-ku..."

"Hei, itu putri dari si brengsek Houtt Hevilia. Jangan terlalu keras padanya," sanggah Fragrans Nehru kepada Galio Corltopy. Mendengar perkataan Nehru, Galio kali ini menurut kepadanya dan melepaskan Zara Hevilia dengan menjatuhkannya ke tanah.

"Ahk! Uhuk! Hah- hah- hah- apa yang kau hah- lakukan kepada Tuan Gazef?!!!" teriak Zara Hevilia yang sangat marah kepada para Eternity.

"Kau masih bica-"

"Cukup Galio," potong Grizz Imannuel Gofazia dengan lembut. Grizz kemudian berjalan mendekati Gazef Stronia yang saat itu bersimbah darah. 

"Kau adalah aib bagi Entitas Agung, katakan dimana X berada," ucap Grizz dengan senyum menakutkan. Ia kemudian mendekatkan tangannya dan mendekap kepala Gazef Stronia.

"Tidak! Tuan Gazef!!!"

---------------------------

Kami saat ini sudah berada di dalam kereta. Aku, Dios Cristata dan Benjamin Ficus tengah berbincang mengenai energi Elemental Neon yang sudah ditemukan.

"Bagaimana keadaan Hica dan Mira?" tanya Benjamin Ficus kepada Dios Cristata.

"Mereka masih kritis," sahut Dios.

"Sial! Jika Hica belum pulih kita tak dapat pergi kesana, padahal tinggal sedikit lagi kita akan mengetahui misteri Taman Tundra Efrilheim!" ucap Benjamin Ficus sambil menggerutu.

"Hei X, akhir-akhir ini kau jadi sering melamun," sanggah Dios sembari merangkulku, tentu aku tertegun kaget dan terselamatkan dari lautan lamunan berkat Dios.

"Maaf, pikiranku sedang tidak fokus," ucapku meringis pelan.

Dios Cristata lantas menghela nafas pelan sebelum memulai pembicaraannya.

"Kau memikirkan Leo 'kan?" tanya Dios kepadaku. Aku hanya mengangguk kecil sambil tertunduk.

"Jika orang yang kau cintai meninggal, kau yang menebus dosa karena hidup lebih lama dengan seribu penyesalan menusuk," sambung Benjamin Ficus.

"Kau benar," jawabku.

"Kau harusnya berbahagia karena Leo telah bebas dari dosa penyesalan itu!" sergah Benjamin Ficus dengan nada tinggi.

"Kau... benar lagi," sahutku yang telah merasa lebih baik.

"Diluar daripada itu, Kita akan pergi kemana jika kekuatan Hica sudah pulih?" tanya Dios Cristata kepada Benjamin Ficus.

Senyum menyeringai milik Benjamin Ficus mulai terlihat. Mata berbinar menatap kami berdua.

"Negara Celosia," ucap Benjamin Ficus.

"Kau serius?" sanggah Dios Cristata. Benjamin Ficus hanya mengangguk tanpa melempar sepatah kata.

---------------------------

Desis uap bergemuruh di stasiun Pandora, markas Squadron Augurey menandakan kami sudah sampai di Pandora, hilir mudik para master dan siswa akademi mulai beriringan keluar gerbong kereta. Pandangan mereka tertuju pada tanganku yang aneh ini.

"Ah aku lupa menanyakan sesuatu padamu, apa yang terjadi dengan tanganmu?" tanya Benjamin Ficus kepadaku.

"Entahlah," jawabku

101-The BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang