"Ini berbahaya ketua!" pekik Danquah Garvey kepada Kwame Viela sambil menyuruh Kwame Viela untuk mundur.
"Hah... Ini sangat memuakan," keluh Kwame Viela.
"Garvey, kau lupa jika aku ini pengguna Anchentrys?" lanjut Kwame Viela.
"Aku akan membantumu," jawab Danquah Garvey sembari membuka telapak tangannya kemudian ia menyentuh tanah.
Kwame Viela dan Danquah Garvey telah terjebak dalam Free Zone Anchentrys milik Malfon Delonix Regia.
"Tidak buruk juga," ucap Kwame Viela.
"Vermillion Giga Ragnar!" pekik Malfon Delonix Regia sambil mengumpulkan kobaran api di tangannya membentuk sebuah sarung tangan api yang membara. Kobaran api mulai mengikat kaki Kwame Viela dan Danquah Garvey.
Malfon pun bergerak begitu cepat sampai tak ada yang menyadari bahwa ia kini sudah berada tepat dihadapan Kwame Viela.
"WUUSH!"
"BRAKKK!!!"
"Ahk!"
Kwame Viela terkena pukulan telak dari Malfon Delonix Regia, ia sangat terkejut menerima pukulan yang amat keras seakan membakar seluruh isi perutnya.
"Ketua!!!" teriak Danquah Garvey.
"BRAAKKK!"
Kwame Viela terpental ke atas setelah pukulan Malfon tadi. Kwame Viela berusaha untuk menyadarkan diri saat terhempas, ia kemudian berputar di udara kemudian mengaktifkan Anchentrys miliknya.
"Lambang 'Au' Nomor Atom 79," ucap Kwame Viela yang sedang melakukan pengaktifan Anchentrys.
Kwame Viela lantas membentuk sebuah gergaji berbentuk lingkaran yang berputar pada tiang emas miliknya. Ia kemudian memutar tubuhnya dengan indah di udara lalu menargetkan dada Malfon untuk ditebas oleh gergaji tersebut.
"Jigsaw Frenzy!"
"NGUUUNG!"
"CRAKKKK!!!"
"Argh, dadaku!"
Dada Malfon tersayat cukup dalam karena serangan milik Kwame Viela tersebut membuat beberapa syaraf Malfon tidak berfungsi dengan baik. Malfon pun tertunduk sejenak sebelum melihat Danquah Garvey yang tersenyum lebar menatap dirinya.
"DUARRR!"
"DUARRR!"
"DUARRR!"
"DUARRR!"
"DUARRR!"
Ledakan berilium terjadi dari dalam tanah membuat Malfon terlempar menuju Shina yang saat itu ada di belakang.
"Malfon, jangan memaksakan dirimu," bisik Shina dengan lembut.
"Ini demi Leo! Uhuk," rintih suara Malfon setelah dadanya tersayat dan mengeluarkan darah. Hal ini membuat Free Zone milik Malfon Delonix Regia langsung menghilang.
Kwame Viela menatap Malfon Delonix Regia dengan angkuh. Ia kemudian memalingkan pandangannya terhadap Malfon. Kwame Viela langsung melontarkan kata dari mulut kecilnya itu,
"Maafkan kami karena telah membunuh adikmu, Tuan Malfon, pembunuh adikmu telah terbunuh. Bukankah semuanya menjadi adil?" ucpan tegas dari Kwame Viela membuat Malfon terdiam.
"S-siapa yang melakukannya?" tanya Malfon Delonix Regia.
Kwame Viela dan Danquah Garvey pergi menjauh sembari tersenyum dan melambaikan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
101-The Book
FantasyDunia steampunk abad pertengahan merupakan dunia tempat X - anak yang berumur 16 tahun bersama teman-temannya - berada. Dalam dunia tersebut tercipta teknologi yang dapat mewujudkan segala macam senyawa yang ada di alam melalui tubuh manusia. Dial...