Bagian 58 - Perang Mattium Lembar VII

4 1 0
                                    

Di tengah medan perang yang masih berasap dan penuh dengan suara gemuruh, Mira Evodia berdiri dengan tenang, matanya mengawasi Fragrans Nehru yang berdiri di kejauhan. Fragrans, dengan kekuatan Anchentrys Elemen Listrik, telah menjadi ancaman yang tak terduga. Namun, Mira, seorang Penari Celosia, memiliki senjata rahasia: teknik Ginta, tarian pertarungan yang memadukan keanggunan dengan kekuatan mematikan.

Fragrans menyeringai, mengangkat tangannya yang dialiri listrik. "Berikan padaku, kekuatan dari Penari Celosia."

Mira hanya tersenyum tipis. "Kau akan melihat bahwa tarian ini bukanlah sekadar gerakan indah. Ini adalah senjata yang mematikan."

Pertarungan dimulai dengan Fragrans melancarkan serangan listrik yang besar, kilatan petir menghantam tanah di sekitar Mira. Dengan gerakan yang anggun dan presisi, Mira menghindar, menari di antara kilatan petir dengan kecepatan yang luar biasa. Setiap langkahnya menghasilkan aliran energi yang menghantam Fragrans, membuatnya terhuyung-huyung.

"Bagaimana kau bisa bergerak secepat itu?" Fragrans mendesis, mencoba menargetkan Mira dengan lebih akurat.

Mira berputar dengan keanggunan, menyerang balik dengan tendangan dan pukulan yang terlihat seperti bagian dari tariannya. Teknik Ginta memungkinkannya untuk mengalir dengan sempurna, setiap gerakannya terhubung dengan elemen di sekitarnya. Ia menciptakan lingkaran energi di sekelilingnya, membentengi dirinya dari serangan listrik Fragrans.

Fragrans, merasa terpojok, meningkatkan intensitas serangannya. Ia mengumpulkan kekuatan listrik di tangannya, menciptakan bola listrik yang besar dan meluncurkannya ke arah Mira. Namun, Mira tetap tenang. Dengan gerakan memutar, ia mengalihkan bola listrik itu, membuatnya menghantam tanah di belakangnya dan menciptakan ledakan besar.

Dengan satu gerakan cepat, Mira mendekat ke Fragrans. Ia menari di sekelilingnya, menghindari setiap serangan dengan kelincahan yang menakjubkan. Tarian pertarungannya semakin cepat, menciptakan ilusi yang membingungkan lawannya. Fragrans merasa kewalahan, tak mampu mengikuti gerakan Mira yang cepat dan elegan.

Akhirnya, dengan serangan mematikan, Mira melompat tinggi ke udara, berputar sekali, dan menghantam Fragrans dengan tendangan berenergi. Fragrans terhempas ke tanah, tubuhnya dipenuhi luka-luka akibat serangan energi yang tak terduga.

Manik mata Mira tidak percaya atas apa yang dilihatnya, tubuh Fragrans Nehru itu adalah listrik alami yang memencar membentuk tombak kemudian melubangi dada Mira Evodia.

"Arghh!!!" pekik Mira kesakitan.

"Mira!!!" teriak Hica Swazzicoff dengan suara gemetar bercampur sedih.

Tanpa ragu, Hica melompati reruntuhan yang berserakan, mengabaikan bahaya dan hiruk pikuk di sekitarnya, dan berlari menuju Mira yang terjatuh. Dia meraih tubuh Mira dengan penuh kepanikan, berusaha memeriksa lukanya meskipun terlihat begitu parah.

"Mira, bangunlah! Katakan padaku kau baik-baik saja!" desis Hica dengan suara yang gemetar, matanya dipenuhi dengan air mata kecemasan.

Mira tersenyum lemah, tangannya mengecup pipi Hica dengan lembut. "Aku... aku baik-baik saja, Hica. Jangan khawatir."

Hica menangis tersedu-sedu, rasa lega bercampur dengan kekhawatirannya yang dalam. Dia merangkul Mira dengan erat.

Namun, di tengah kelegaan mereka, mereka sadar bahwa Fragrans Nehru masih berada di sana. Fragrans, meski terluka parah oleh serangan Mira, tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah. Dia bangkit perlahan dari tanah, tatapannya menyala dengan kegigihan dan amarah.

"Hica Swazzicoff, kau akan melihat betapa lemahnya kekuatanmu dibandingkan dengan kekuatanku yang hebat!" desis Fragrans dengan nada menantang.

Hica tidak berkata-kata. Dia mengatur nafasnya, memusatkan pikirannya pada energi distorsi yang terpendam di dalam dirinya. Kekuatan itu bergerak dalam aliran yang tenang namun kuat di sekelilingnya, menunggu untuk dilepaskan.

Tanpa aba-aba, Fragrans meluncurkan serangan pertamanya. Kilatan petir besar memecah udara, menghantam tanah di dekat Hica dengan kekuatan dahsyat. Namun, Hica tidak panik. Dengan gerakan yang lancar, dia menggunakan kekuatan distorsi spasialnya untuk menghindari serangan tersebut. Dia melompat ke samping, membiarkan kilatan petir menghantam tanah kosong di mana dia berdiri sebelumnya.

Fragrans tersenyum sinis, yakin bahwa dia memiliki keunggulan dengan kekuatannya yang mematikan. Dia melanjutkan serangannya, menciptakan bola listrik besar di tangannya dan melemparkannya ke arah Hica. Bola listrik itu meluncur dengan kecepatan tinggi, mengeluarkan gemuruh menyakitkan saat memotong udara.

Hica merespons dengan cepat. Dia menarik kekuatan distorsi spasialnya, menciptakan celah kecil ruang di depannya. Dengan gerakan yang terampil, dia melompat masuk ke dalam celah tersebut, menghilang dari pandangan Fragrans hanya sekejap.

Fragrans memandang sekeliling dengan frustrasi. Dia tidak bisa melihat di mana Hica telah pergi. Ketika dia mencoba mencari ke mana Hica mungkin telah berpindah, Hica tiba-tiba muncul dari belakangnya. Dengan serangan kilat, dia mengirim pukulan energi yang menggetarkan tubuh Fragrans.

Fragrans terkejut oleh kecepatan dan ketepatan serangan Hica. Dia berbalik cepat, mencoba menanggapi dengan serangan balasan. Namun, Hica sudah siap. Dia menggunakan kekuatan distorsi spasialnya untuk menghindari setiap serangan Fragrans dengan kecepatan yang membingungkan.

Pertempuran antara mereka berlanjut dengan intensitas yang memuncak. Hica menggunakan Tinju Astaroth yang dipadukan dengan kekuatan distorsi spasial untuk menguasai medan pertempuran. Dia terus menyerang Fragrans dari berbagai arah, membuatnya kesulitan untuk menanggapi dengan efektif.

Fragrans, meskipun terampil dengan kekuatan listriknya, mulai merasa tertekan oleh strategi yang canggih dari Hica. Setiap kali dia berusaha menyerang, Hica berhasil menghindar dan bahkan kadang-kadang membalas dengan serangan yang mematikan.

"Tanang Pertama!" 

"DOOOM!!!"

Pukulan Hica berhasil mengenai Fragrans Nehru tepat pada dagunya kemudian Frgrans Nehru terhempas ke samping. Hica pada saat itu tidak melewatkan kesempatan tersebut. Ia langsung membuka 2 celah dimensi setelah kepala Fragrans Nehru masuk, tanpa pikir panjang Hica langsung menutupnya dan membuat kepala Fragrans Nehru terpotong menggelinding di tanah. Darah mengalir deras dari leher Fragrans Nehru.

"Kau memang binatang buas Hica," ucap Mira sebelum tergeletak lemas kehilangan banyak darah.

101-The Book

**************

101-The BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang