Bagian 29 - Sang Peri

28 5 4
                                    

Wasit mulai mendekati Leo yang sedang terkapar di atas arena, perlahan mulai menunduk dan menghitung.

"Lima!!!"

Suara gumaman penonton mulai meringis pelan perlahan menyebar ke seluruh isi arena. Shina pun berdiri dengan satu hentakan.

"Leo dasar bodoh!!! Apa yang kau lakukan!!! Cepat bangun!"

"Empat!"

Para penonton bergumam makin keras seakan mempertanyakan kualitas dari Squadron Niffler.

"Nampaknya Clero sudah salah memilih orang untuk bergabung ke dalam squadronnya."

Ringisan salah seorang penonton terdengar nyaring menuju telinga Shina. Ia terlihat sangat geram setelah mendengar sentilan kata dari penonton tersebut.

Shina mulai menggepal keras tangan miliknya.

"Cih! Awas saja kau kalah dengan konyol kali ini Leo Delonix Regia!"

Tatapan kosong dibarengi senyuman pshyco milik Shina membuat suasana semakin runyam.

--------------

"Heh? Temanmu nampaknya berteriak. Tidur yang nyenyak hahaha!"

Mata Leo yang awalnya memutih perlahan menunjukan kesadarannya.

"Argh! Apa yang aku lakukan"

Ucap Leo yang perlahan bangun tertatih memaksakan kesadarannya. Leo yang tengah sempoyongan tersebut telah dimanfaatkan oleh Genewa Derim untuk melancarkan serangannya.

Genewa perlahan mengarahkan tangannya ke arah Leo.

"Hoam."

Lanjut Genewa sambil menangkup mulutnya yang saat itu sedang menguap dengan tangannya yang lain.

"NGUUUNG!"

Suara Dial milik Genewa mulai bergema mengisi keheningan sesaat yang menyelimuti Arena Beatles.

Leo seketika menampar pipinya menggunakan kedua tangannya.

"PLAK!!!"

"Cih!"

Tatapan Leo perlahan mulai tajam menusuk ke mata milik Genewa Derim

"NGUUUUUNG!!!"

"DOOM!!"

Ledakan Dial milik Genewa Derim seketika membuat keduanya terpental hampir keluar arena. Ledakan tersebut menghasilkan residu berupa asap yang berwarna hitam pekat menyelimuti seisi arena.

"Apa ini?"

Leo bergumam sambil ditemani ketidaktahuan yang menghampiri pikirannya saat ini.

"Bon Voyage*"

*Bon Voyage : Selamat Jalan (Bahasa Perancis)

Kata yang dikeluarkan oleh Genewa Derim sebelum melanjutkan serangannya.

"Apa yang-"

"Uhuk!!!"

Leo langsung menangkup bibirnya menggunakan tangan.

Dan...

Batuk yang Leo alami perlahan makin parah dan mengeluarkan darah.

Tangannya gemetar. Bibirnya membiru.

Apa yang Leo alami saat ini adalah kekesalan yang amat mendalam karena tidak satupun dari serangannya mendapatkan kesempatan.

"Kenapa? Kau kesal denganku?"

101-The BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang