Bagian 7 - Rubah Pembohong

67 9 7
                                    

Masih di suatu bangunan yang misterius terlihat beberapa orang yang duduk sambil memancarkan aura yang sangat mencekam untuk didekati.

"Aku rasa, aku harus bergerak untuk membungkam para cecunguk itu!"

"Hah? Kau pikir kau cukup kuat untuk membungkam mereka, lemah?"

Dengan perkataan tersebut orang misterius itu mulai membakar beberapa barang yang ada di gedung itu, dan orang misterius ini mengeluarkan aura kebencian yang sangat menakutkan.

"Hei. Bercanda itu. Ada batasnya."

"Oh? Kau menantangku, lemah?"

Terjadi bentrokan kekuatan diantara orang-orang ini. Api dan listrik memenuhi kastil ini karena mereka saling adu kekuatan dan tidak terima atas argumen masing-masing dari orang-orang tersebut. Anehnya anggota yang lain hanya melihat dan menikmati anggur yang mereka bawa.

Tiba-tiba salah satu dari mereka berteriak. "Hilangkan sifat kekanak-kanakan kalian!"

Mereka pun terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kalian pikir kita hanya bermain disini? Kau saja yang pergi untuk melihat situasi. Aku yakin kau akan menemukan sesuatu yang menarik disana."

****************


Selama perjalanan kami menuju Kota Chorgia, kami bersenda gurau membahas masalah makanan kesukaan kami, buku favorit dan masih banyak lagi yang kami bicarakan pada pagi ini.

"Hei X! Jangan kau habiskan permen mu sebelum sampai di Kota Chorgia!" pesan Leo kepadaku.

Sambil menghela nafas aku menjawab dengan nada yang malas. "Ahh, iya iya. Aku paham betul bagaimana caraku menghabiskan permen ini!"

Aku pun melihat Shina yang masih murung karena percakapan kemarin. Nampaknya Leo masih mengoceh dengan Garu, aku pikir ini kesempatanku untuk membuatnya tenang.

"Kau telah melewati hal yang berat, Shina," kata ku sambil menepuk pundaknya.

"Namaku-"

"Yup! Aku sudah tahu, terkadang tidak ada salahnya untuk terbuka dengan temanmu sejak kecil, Shina."

Shina tersenyum kecil sembari melihat pohon dihiasi dengan sentuhan sinar matahari pagi yang hangat.

"Suatu saat aku harus tahu siapa namamu X!" pekik Shina dengan semangat.

Aku pun memegang pundak Shina dan berkata. "Kau pasti akan tahu jika sudah waktunya."

Waktu sangat cepat berlalu, matahari mulai berada di atas kepala, kami mengikuti aliran sungai dari Kota Alchy sampai ke Kota Chorgia. Beberapa meter dari Kota Chorgia kami melihat anak kecil yang berlari dari Kota Chorgia dan berteriak.

"Seseorang, siapa saja! Tolong aku! Aaaaa!"

Kami spontan langsung berhenti dan turun dari kereta milik Garu. Ketika turun dari kereta, kami langsung mendatangi anak kecil tersebut untuk menanyakan apa yang terjadi.

"Ada apa adik kecil?"

"I-i-itu, j-jangan bawa, a-a-aku kesana lagi."

Kami berempat langsung menoleh satu sama lain karena kebingungan atas apa yang terjadi dengan anak kecil ini.

Garu pun memeluk anak kecil tadi lalu bertanya kepadanya. "Tidak apa, dimana rumahmu?" tanya Garu dengan lembut sembari memegang tangan kecil anak tersebut.

"Apa kau orang jahat?"

"Tentu tidak, adik manis. Kami hanya pengembara yang kebetulan lewat."

"A-aku dari Kerajaan Nwara, Aku diculik dari Kerajaan Nwara dan disekap di bawah tanah."

101-The BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang