Tak terasa telah setahun berlalu semenjak aku memasuki Squadron Augurey dan menjalani latihan yang sangat mengerikan bersama Vahra Helheim. Hari yang baru pada tahun ini. Bunga-bunga yang bermekaran menghiasi musim semi pada tahun ini di sekitaran pusat akademi. Ya hari ini aku berangkat bersama Dios Cristata yang seperti biasanya hanya memajang wajah datar ditengah kemegahan bunga-bunga yang bermekaran disekitarnya. Aku rasa Dios memenangkan kontes wajah terdatar pada tahun ini.
"Hei. Apa yang kau pikirkan?"
Dios ternyata memperhatikanku selama aku membicarakannya dari dalam hati. Sentil kata dari seorang Dios membuatku sulit untuk melontarkan kata-kata yang tidak bisa ku susun secara cepat.
"Aa-aku hanya terlalu bersemangat."
"Ha? Benarkah?" sahut Dios sambil mendekatkan manik matanya ke arahku. Ia tahu betul apa yang aku pikirkan untuk saat ini.
"Tentu saja," sahutku sambil memalingkan pandangan ke arah lain untuk tidak berhadapan langsung dengan bola mata Dios yang terlalu mengerikan untuk dipandang.
"Hah. Dasar anak baru."
Dios langsung menjauhkan pandangannya terhadapku dan melihat keadaan disekitar kita yang berisi kerumunan wanita. Yup itu benar. Walaupun Dios dari Squadron yang dapat dikatakan terbelakang, setidaknya sikap dingin Dios mampu membuat luluh para wanita dari Squadron lain maupun Akademi sebelah. Sial. Aku iri dengannya.
"PLAK!" tamparan dari belakang kepala tiba-tiba menyerangku. Ini adalah perbuatan Dios yang mencegahku untuk memikirkan sesuatu yang tidak-tidak.
"Apa kurang jelas?"
"Apanya?"
"Kau. Sedang. Memikirkan. Apa?!" sahut Dios dengan nada pelan yang perlahan menjadi lengkingan keras. Terlihat respon dari kerumunan wanita 'Dios Cristata Lovers' semakin brutal.
"Kyaaa! Dios. Lihat dia menampar anak baru itu, aku juga ingin ditampar Dios!" sahut salah seorang wanita dari balik kerumunan.
"Diam kau! Yang ditampar pertama oleh Dios adalah aku."
Dari arah kejauhan terdengar langkah kaki yang perlahan mendekati kami.
"Biasa seperti, Populer... Kau Dios."
Dari kosakatanya yang berantakan seperti itu kalian tahu ini siapa. Yup itu adalah Ixora Aster dan Shina serta beberapa anak squadron yang tidak ku kenal.
"YANG BENAR SEPERTI BIASA, KAU POPULER!" sahut mereka dengan kompak. Ixora nampak mengabaikan mereka dan meminum kembali minuman roseus yang dibawanya. Matanya menatap ke arahku disela-sela ia meneguk minuman tersebut.
"Ah~ Bukankah kau yang menyerap Cyberse Link itu? Sebentar siapa namamu?"
Serentak, Shina dan teman-teman squadronnya menampar wajah mereka sendiri dengan malu.
"Namaku X. Bu-bukankah kita sudah bertemu sebelumnya?"
"Ah itu... Aku tidak terlalu ingat dengan orang yang tidak memiliki kekuatan."
Urat disekitar kepalaku tiba-tiba memaksa untuk menunjukan diri. Terlihat sangat jelas. Jelas sekali.
"Ah.. Hahaha ... ha-ha"
"Maafkan Ixora, X dia memang selalu begitu," sahut Dios dengan tenang dan merangkulku. Tapi tunggu dulu, Bukankah ada rombongan wanita di belakang kami? Dan~ benar saja. Mereka semakin brutal dan tidak terkendali.
"Dasar bocah sialan."
"Beraninya kau merebut pelukan pertama kami dari Dios," sahut mereka dengan suara yang tiba-tiba memberat layaknya seorang lelaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
101-The Book
FantasyDunia steampunk abad pertengahan merupakan dunia tempat X - anak yang berumur 16 tahun bersama teman-temannya - berada. Dalam dunia tersebut tercipta teknologi yang dapat mewujudkan segala macam senyawa yang ada di alam melalui tubuh manusia. Dial...