Bagian 9 - Suatu Batas

55 8 15
                                    

****************


"Apa kau pengguna Dial Zara?!"

Tanya Shina kepada Zara.

"PLAK!"

Garu memukul kepala Shina dengan keras.

"Apa kau buta Shina? Hah dasar dungu! Semua orang akan tahu pengguna Dial ketika melihat tangannya."

"Hehehe. Maaf maaf, aku hanya tidak terlalu memperhatikan tangan Zara!"

"Oi, Shina kau membela dirimu lagi kan?"

"Tentu tidak Garu Sang Penyihir Malam." 

Sahut Shina dengan nada mengejek.

"Nadamu itu sepertinya menjelaskan kenapa kau dungu, Shina Magnolia Ishtar."

Sahut Garu membalas dengan ejekan.

Selama percakapan tersebut, Zara nampak kehilangan konsentrasi atas percakapan mereka berdua dan langsung berteriak.

"Kalian bisa diam tidak?! Aku tidak fokus jika kalian mengoceh terus."

Garu dan Shina langsung terdiam dan tidak bisa berkata-kata. Suasana menjadi hening sesaat.

"Tolong beri aku 4 jam untuk menyembuhkan X dan Leo!"

"B-Baiklah."

Jawab Garu dan Shina dengan kompak.

"NGUUNG."

Zara melanjutkan proses penyembuhan X dan Leo yang dilakukan di dekat alun-alun Kota Chorgia.

"Aku bosan menunggu, aku akan menangkap beberapa kelinci dan ikan untuk makan malam kita."

Sahut Garu yang tidak bisa diam menunggu 4 jam itu lewat begitu saja dengan duduk santai.

"Bagaimana denganku?"

Tanya Shina.

"Kau jaga mereka bertiga dan pulihkan sedikit tenagamu."

"Baiklah kalau kau berkata seperti itu."

Garu membuat pancing dan tombak dengan besi yang ada di sekitar reruntuhan bekas besi bangunan yang sudah hancur kemudian melanjutkan untuk berburu kelinci dan memancing ikan.

----------------


Setelah 4 jam berlalu, Zara akhirnya menyelesaikan proses penyembuhan X dan juga Leo.

"Fiuh, akhirnya selesai. Lelah ini tidak sepadan untuk mereka yang akan mengantarku pulang ke Kerajaan Nwara."

Ucap Zara dengan sangat senang.

"Oi, aku dapat buruan!"

Teriak Garu yang semangat untuk makan. Mata Zara dan Shina pun langsung berbinar dan tersenyum lebar melihat makanan yang telah diburu oleh Garu.

Mereka memakan hasil dari buruan bersama-sama di tengah api unggun yang hangat menyelimuti mereka, sementara X dan Leo masih tertidur karena belum pulih 100%. Pemandangan alun-alun kota tidak semengerikan pada saat pertarungan karena kehangatan tawa mereka mengisi seluruh alun-alun.

----------------


Pagi pun telah menghadirkan mentari yang sangat hangat, mereka mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan menuju Kerajaan Nwara.

"Ayo semua jangan malas! Kita harus menuju Kerajaan Nwara untuk mengantar beberapa ramuanku."

"Hoammm! Tapi tidak sepagi ini... Garu."

101-The BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang