Aku menatap orang dengan rambut hitam terurai dengan luka jahit di bibir , yang disebut Agnis Inersia itu dengan tatapan kosong. Agnis hanya terenyum kecil sembari duduk menonton pertarungan dari panggung.
"Hei Gusta! Gunakan Anchentrys itu dengan benar," ucap Agnis Inersia sembari memakan apel yang dibawanya.
Tiba-tiba telingaku berdengung, sial pikiranku kosong lagi, tapi... Entah kenapa kali ini pikiranku lebih tenang. Aku merasa seperti tidak sadar akan tetapi dapat mengendalikan tubuh ini.
"WUSSHHHH!"
"Ini dia..," ucap Aira Ristas sembari melipat tangannya di depan dada.
X yang sekarang kita kenal sebagai Gusta Inersia telah menguasai setidaknya 25% kekuatan milik Anchentrys Alpha. Dalam kekosongan pikiran miliknya, ia sangat menikmati momen tersebut sehingga Anchentrys tersebut perlahan telah menyatu dengan jiwa Gusta Inersia.
Mata Gusta menyala berwarna putih, batu kristal yang timbul di dahinya mulai perlahan membentuk sirkuit kecil menjalar ke seluruh dahi miliknya. Dapat dikatakan ia kembali mengaktifkan Anchentrys tanpa sadar.
"Tyra, kau yang memulai ini. Jangan sampai kau menyesalinya," ucap Aira Ristas kepada Tyra.
"Untuk itulah mengapa aku dijuluki si Tinju Batu," balas Tyra.
"NGUUNG!!!"
Partikel-partikel kecil mulai menyatu satu sama lain menempel di bahu milik Tyra membentuk tangan yang dapat dikendalikan oleh Tyra.
Agnis cukup tertarik melihat penggunaan Dial yang sangat kreatif tersebut. Pasalnya Suku Saraca adalah orang-orang tanpa tangan yang menggunakan Dial sebagai tangannya.
"Heh? Dial Reaksi Pengerasan Kalsium memang menarik," gumam Agnis sembari mengunyah apel dimulutnya.
Tyra memasang kuda-kuda dengan tangan kanan melintang di atas kepala dan tangan kiri berada di sebelah pinggang ia langung mengumpulkan tenaga untuk menghempaskan Tinju Astaroth.
Udara seketika memusat di tangan milik Tyra. Suasana hening terjadi selama beberapa detik sebelum Tyra melakukan hempasan Tinju Astaroth.
"Tangan ke 7, Tangan Kerakusan!" pekik Tyra.
Tyra melakukan hanya satu kali hempasan pukulan, akan tetapi ketika energi kinetik yang dihasilkan dari Tinju Astaroth terhempas, energi tersebut terbagi menjadi tujuh bagian dan menghantam tubuh Gusta dengan ganas.
"Hukum kekekalan massa tetap berlaku pada manusia yang menggunakan Tinju Astaroth, akan tetapi, Suku Saraca menguraikan tangan yang terbuat dari pengerasan kalsium tersebut untuk membayar hukum kekekalan massa dan menyusun kembali tangan tersebut sehingga Tinju Astaroth dapat digunakan tanpa henti. Hal ini membuat Suku Saraca adalah pengguna Tinju Astaroth terhebat dalam sejarah umat manusia. Halaman 95."
"Tampaknya Gusta dalam masalah~" ucap Agnis Inersia sembari menutup sebuah buku mirip seperti buku yang dibawa oleh Gusta Inersia. Ia kemudian memandang Tyra dengan serius.
Gusta Inersia terhempas oleh satu energi kinetik yang dihempaskan oleh Tyra. Ini terjadi berkat Chromo Farium yang dibentuk menyerupai perisai kecil, terlihat belum sempurna untuk dijadikan pelindung.
Gusta Inersia tanpa mengatakan sepatah katapun ia berusaha bangun setelah terhempas beberapa meter dari tepat awal.
"WUSHHHH!!!"
"BLUB"
Tangan Gusta menggeliat seperti benda cair. Ia mengubah tangannya menjadi bentuk Chromo Farium dan sedikit mengubah bentuk pistol tersebut untuk menerapkan reaksi perpindahan panas, dengan menambahkan lubang udara pada ujung pistol tersebut yang digunakan untuk membuang energi panas yang berlebihan.
"ZINGG!"
"DOOM!!"
"Ahk!!!" Tyra terkena serangan telak, mata miliknya seakan memaksakan untuk sadar. Rasa panas yang luar biasa menyengat dadanya tanpa diberikan kesempatan untuk melihat arah serangan dari Gusta Inersia. Energi tersebut berpindah menggunakan reaksi radiasi sehingga tidak dapat dilihat oleh Tyra.
"Aku tak bisa bernafas, panas dari serangannya seakan membakar paru-paruku!" ucap Tyra dari dalam hati yang saat itu tengah tertunduk sekarat. Ia kemudian sedikit menenangkan pernafasan miliknya kemudian menapak dengan tegas dan membentuk enam tangan dengan Dial Pengerasan Kalsium miliknya.
"Baiklah akan ku tunjukan Tinju Astaroth yang sebenarnya!"
"Tangan ke 7 , Tangan Kerakusan!"
Tyra menambah daya hancur dari teknik tangan ke 7 dengan menggunakan masing masing Tinju tersebut pada keenam tangan miliknya.
42 energi kinetik terhempas menuju Gusta Inersia dengan ganas. Gusta membalasnya dengan membuat bentuk baru Chromo Farium. Kali ini bentuknya adalah tangan raksasa dengan selongsong pegas untuk melakukan hempasan pukulan secara masif.
"Tangan dengan selongsong pegas, anak ini cukup mengetahui teknologi," ujar Aira Ristas dengan mata bersinar miliknya setelah melihat tangan Gusta.
--------------------
"Vahra, terimakasih telah mengajarkanku Tinju Astaroth!"
"Akhirnya aku dapat menghempaskan Tinju Astaroth untuk pertama kalinya," gumamku dari lubuk hati di tengah keadaanku yang sadar atau tidak sadar, entahlah yang harus aku pikirkan adalah bagaimana cara menikmati rasa nyaman ini agar tetap bertahan.
"Baiklah! Tangan ke 11, Tangan Kenafsuan!"
--------------------
"KRET!"
"KREK!"
"WUUUUUUUUSSSSSHHHHH!!!!"
Suara decit besi yang ditarik oleh Gusta Inersia bersahutan.
"Orang bodoh itu!" decak panik Agnis Inersia kepada Gusta.
Agnis kemudian berdiri dan mulai berlari menuju tempat pertarungan, hal itu langsung terlihat oleh pasang manik mata milik Aira Ristas. Aira Ristas kemudian menyusulnya untuk menghalang orang yang ingin merusak pertandingan mereka.
"Minggir Ristas!!!" teriak Agnis Inersia sambil berlari.
"DOOOMMM!!"
Hempasan Anchentrys Energi Kinetik milik Aira Ristas langsung membuat Agnis Inersia terpental ke tembok batas arena.
"Jangan ganggu mereka Agnis. Ini adalah wilayahku," sergah Aira Ristas dengan suara berat.
"Baiklah~" ucap Agnis dengan mengangkat kedua tangannya untuk menyerah.
"WUUUUUUSSSSSHHH!!!!"
"Sekarang!" gumam Agnis Inersia.
"Cynometra!"
Palu raksasa dengan unjung lancip dan unjung tumpul pada arah yang berlawanan, tiba-tiba muncul dari Kubus Energi yang dilemparkan ke atas oleh Agnis. Ia menapak dengan tegas untuk melompat lalu menangkap palu tersebut kemudian Agnis melakukan putaran di udara untuk menghantam tanah tepat di tengah Tyra dan Gusta bertarung.
"Cynometra!!!?" ucap Aira Ristas mengernyit kaget.
"DUAARRR!!!"
"WUUUUSSH!"
101-The Book
**************
KAMU SEDANG MEMBACA
101-The Book
FantasyDunia steampunk abad pertengahan merupakan dunia tempat X - anak yang berumur 16 tahun bersama teman-temannya - berada. Dalam dunia tersebut tercipta teknologi yang dapat mewujudkan segala macam senyawa yang ada di alam melalui tubuh manusia. Dial...