Bagian 50 - Satu

6 1 0
                                    

"Jadi, Parade Detoria telah tamat ya," ucap seorang wanita berkulit sawo matang berambut pirang.

"Itu benar, aku telah memikirkan bahwa...." sahut Kwame Viela sembari menatap jendela. Dari luar terlihat mayat yang berserakan di pinggir jalan. Kwame Viela menatap serakan mayat tersebut dengan tatapan kosong.

"....kita ini bukan anjing pemerintah," lanjutnya sembari menoleh ke arah mereka yang sedang berbincang.

"Ditengah situasi seperti ini, kita akan mati jika melakukan pergerakan secara sembarangan," sanggah seorang lelaki dengan penutup kain yang melintang di mulutnya.

"Kau benar, tidak lama lagi peperangan di Kota Mattium akan terjadi. Ketua mungkin akan memilih jalan yang cukup menantang untuk Parade Detoria," sanggah Danquah Garvey.

"Bisakah kami tahu itu?" ucap wanita tadi.

Kwame Viela berjalan perlahan untuk mengambil gelas kemudian ia menuangkan roseus ke dalam gelas. Kucuran minuman roseus yang jatuh ke dalam gelas mengisi keheningan. 

"Kita akan berada di pihak Negara Celosia," ucap Kwame Viela dengan tenang sambil mengangkat gelas untuk bersulang.

Danquah Garvey pun tersenyum sambil berdiri untuk ikut mengambil gelas kemudian menuangkan minuman roseus tersebut. Ia melihat dua rekannya yang sedang duduk mengantuk lalu merangkul lehernya dengan erat.

"Hei- Apa yang kau lakukan?!"

"Ketua ingin kita bersulang kau tidak mengerti Maria?" ucap Danquah Garvey kepada rekannya. Namanya adalah Maria Lumumba yang berasal dari Kota Osmadth. Ia sangat dikenal sebagai pengguna Ginta tipe pertahanan pertama di Kota Osmadth dan Exodial yang belum diketahui kekuatannya.

"Ahhhh, kita bersama orang-orang Inersia lagi jika kita berpihak kepada Negara Celosia."

"Cukup angkat minuman itu Akila," ucap Danquah Garvey kepada Akila. Akila Ziglar adalah mantan budak yang ditemukan oleh Adjei Sracus di Kota Chorgia. Ia sempat menjadi peneliti bersama keluarga Inersia sebelum perang Entitas Agung meletus. Ketika Entitas Agung telah binasa para Eternity memaksa sisa-sisa peneliti keluarga Inersia untuk dijadikan budak untuk para bangsawan marga 'Duranta' dan jika menolak maka saat itu juga hidupnya berakhir.

"Baik," sahut Akila Ziglar sembari meneguk minuman roseus bersamaan.

"TUK!"

Hentakan gelas berbunyi secara bersamaan tanda minuman telah dinikmati.

"Ayo kita gulingkan Eternity yang bengis itu," geram Kwame Viela dengan mata menyala penuh dendam.

Diluar pintu bangunan berkarat tempat Parade Detoria melakukan pertemuan, Malfon ternyata telah menguping pembicaraan mereka dari balik tembok. Ia menunjukan mata yang dilahap oleh kebencian. Tanpa Malfon sadari, ia telah tersenyum gila setelah mendengar percakapan tersebut.

"Baiklah Eternity, aku akan hadir untuk memusnahkan kalian bangsawan bajingan," dengus Malfon berbau dendam.

------------------------

"Mengapa kau berpikir Prunus Gareth Duranta melakukan sesuatu Ixora?" ucap Dios dengan lembut.

"Aku tak melihat Prunus di Festival Rexodinary dan tragedi Leo bahkan saat keadaan darurat ketika X mengamuk dengan mengerikan," sahutnya.

Clero kemudian menepuk pundak Ixora Aster.

"Kau terlalu banyak berpikir," sanggah Clero Thompson yang mencoba untuk menjernihkan isi pikiran Ixora Aster.

Benjamin Ficus, Mira Evodia dan Hica Swazicoff pun datang dari retakan dimensi Danau Sarht dengan keadaan basah akibat hujan.

"Kita sudah siap," ucap Benjamin Ficus dengan tegas.

101-The BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang