Bagian 26 - Rexodinary

15 6 2
                                    

**********

Decitan suara sepatu perlahan menjauhi kami. Wyrma mulai duduk di kursi pengawas perpustakaan dan kembali melanjutkan pekerjaan administrasi yang tertumpuk tebal di sebelah mejanya. Suasana hening dan canggung mulai mengisi seluruh ruangan baca.

Aku dan Dilo perlahan saling menatap satu sama lain yang berusaha memulai percakapan agar suasana aneh ini menghilang dengan sepatah kata dari bibir kami.

"Kau tahu Prunus sangat menyebalkan ketika perannya berubah menjadi kakak."

"Setahuku dia adalah orang yang sangat ceria."

"Uugh! Kau hanya melihat dari satu sisi mata koin."

Dengusan Dilo berbau kekesalan menemani lontaran kata yang dikeluarkan. Aku tak tahu harus membiarkan ucapan dari Dilo terjatuh begitu saja, atau harus menghiburnya dengan kalimat tawar yang bahkan tidak dapat memberikan solusi.

Ia tampaknya sangat memperhatikan buku yang aku bawa.

"Buku itu... Terlihat.... Aneh"

Tentu saja aneh, kehadiran buku ini dapat memicu pergerakan seluruh manusia yang ada di dunia. Kau terlalu lugu Dilo.

"Aku sedang mencari lembarannya disini."

Dilo langsung mengelus dagunya, keningnya berkerut, matanya tajam.

"Hah? Lembaran?"

"Aku sedang malas menjelaskan."

"Cih. Dasar aneh."

Dilo melanjutkannya dengan membaca buku yang ia ambil dari rak buku di perpustakaan. Nampaknya ia sedang membaca buku Kamus Dial yang sempat Leo singgung saat pertemuan kami di Kota Burzche sebelum kami berangkat menuju Kerajaan Nwara.

Bibirku seketika mengatup dan terpaksa menelan ludah kembali saking bekunya suasana ini. Dilo membuka kembali obrolannya denganku sembari membaca Kamus Dial.

"Lalu Dialmu apa?"

"Itu.... Umm... "

"Kau tidak tahu apa Dialmu?"

"Aku... Tidak memiliki itu."

Kedua pasang mata dari Dilo berpindah dengan cepat menuju ke arahku dari Kamus Dial yang ia baca. Ekspresinya menunjukkan keheranan yang tinggi kepadaku.

"Haaaaa?! Bagaimana caramu bisa masuk ke akademi?"

"Tanyakan saja kepada Tuan Zidane."

Jawabku yang mulai muak dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Dial. Wyrma nampak sibuk membereskan tumpukan kertas yang tak terpakai dan beberapa diantaranya sudah usang. Kertas-kertas tersebut seakan mengatakan bahwa 'buang saja aku'. Aku pun langsung mendatangi Wyrma berniat untuk membantu.

"Bisa kubantu?"

Ia hanya menatapku dan bersikap santai seperti biasanya. Wyrma menaruh tumpukan kertas tersebut tanpa mengatakan sepatah kata pun dan kembali ke meja kerjanya.

"Baiklah, mungkin aku dapat menemukan sesuatu disini."

-------------

Teriakan pembawa acara festival mulai bergema di seluruh arena dan saling bersahutan antara Arena Beatles dan Arena Camel. Sorakan dari seluruh penonton membuat acara ini semakin menggelegar di bawah teriknya matahari yang ditemani semilir angin sejuk membawa dedaunan pergi.

"Selamat datang di Festival Rexodinary!!!"

Sahutan sorak-sorai penonton seolah menjawab sapaan dari pembawa acara tersebut.

101-The BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang