Dear Diary.
Apakah aku bisa mencintai lagi?
*******
Aku memperhatikan suasana meja makan yang hening dan berat. Ketiga anakku makan bersamaku tapi tidak ada yang membuat suara.Adek tidak mencuri lauk Xiao yang nantinya akan membuat Xiao kesal padanya, kemudian Ganyu akan mencoba menenangkan keduanya agar tidak menghancurkan meja makan.
Ketiganya hanya diam saja, bahkan suara alat makan mereka tidak terdengar.
Bagaimana kami bisa pada situasi ini?
Aku rasa ini berawal ketika Xiao mendapatiku diantar pulang oleh Ajax setelah makan siang.
Xiao bertanya kenapa aku diantar pulang oleh Ajax padahal sebelumnya aku pergi bersama adek, dan aku menjawab jujur.
Lalu tidak lama setelah itu adek pulang dan mereka sedikit berargumen tentang kenapa adek membiarkanku pergi bersama Ajax, tapi adek kelihatannya tidak begitu tertarik.
Aku mencoba menjelaskan pada Xiao kalau Ajax hanya mengajakku makan siang biasa.
Meski Xiao bilang dia mengerti tapi raut wajahnya masih menunjukkan kekesalan dan seperti....
Dikhianati.
Adek juga demikian, tapi wajar kalau dia marah. Tiba-tiba harus menyetir mobil saat hujan pasti membuatnya tidak senang.
"Karna gak ada yang mau komen dan kayaknya cuma aku yang paling berpotensi buat durhaka disini, jadi aku yang bakal ngomong" Adek meletakkan alat makannya di atas meja, lalu menoleh padaku.
"Adek, kenapa bilang kamu durhaka-"
"Papa mau serius sama Childe?"
Mulutku langsung bungkam waktu mendengar pertanyaan adek.
Apa itu yang membuat anak-anakku jadi diam begini? Karna mereka menyimpan pertanyaan yang sama?
"Aku jujur gak terima papa sama si an-ehem- Childe, tapi aku paham kalo papa juga butuh pendamping" ujar adek, dia lalu ngelirik Ganyu yang duduk di sebelahnya.
"Kakak mau kalian mikirin papa juga, tapi kakak juga gak mau kalian gak punya pilihan. Jadi akhir diskusi ini kakak serahin ke kalian berdua"
Aku melihat adek pergi dari meja makan sambil membawa piring kotornya ke dapur, meninggalkan aku bersama Xiao dan Ganyu.
Ganyu merendahkan pandangannya ke piring, sedangkan Xiao mengerutkan keningnya sambil menatap ke arah dapur.
Kelihatannya dia tidak senang karna adek bicara seperti tadi.
Xiao dan Ganyu memang lebih penurut daripada Yuelin. Mereka hampir tidak pernah membantah, mungkin beberapa kali pernah tapi tidak sesering kakak sulung mereka.
Mungkin karna itulah Xiao dan Ganyu enggan berkomentar terlalu jauh tentangku dan Ajax. Berbeda dengan adek yang, seperti tadi, terang-terangan bilang tidak terima.
"Xiao, Ganyu, papa mau tanya sesuatu ke kalian"
Mereka berdua akhirnya menoleh padaku.
Aku yakin mereka pasti tahu apa yang ingin aku tanyakan, tapi tidak ada salahnya bertanya lagi. "Kalo papa nikah lagi, kalian.... setuju, gak?"
"A-Aku..." Ganyu sesekali mengalihkan pandangannya dariku, "Sama kayak kakak, asal papa b-bahagia sama p-pendamping baru papa"
Sekarang aku fokus pada Xiao yang daritadi belum mengatakan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harian Seorang Anak Archon S1
FanficDear Diary. Aku hanya ingin punya keluarga yang normal tapi dari lahir aja udah gak normal, gimana dong? . . . WARNING : - YAOI bertebaran (YURI juga ada tapi dikit, straight juga ada) - Bahasa kasar - Chara rawan OOC - Bau-bau konten dewasa - Baha...