Dear Diary Spesial 4

736 97 29
                                    

Happy (late) Birthday, Kaeya Alberich 🥳🥳
Maafkeun telat lagi 😫
Ini gegara Raphi gak hapal tanggal ultah chara genshin 😭

NGOKHEY, LANGSUNG KE CERIYA AJA. CEKIDOT 🏃🏻‍♀🏃🏻‍♂
.
.
.
.
.

Hari ini dimulai dengan Kaylana yang bangun lebih awal dari papanya. Bayi perempuan ini duduk sambil memperhatikan papanya yang kebetulan sedang tidur menghadap ke arahnya.

"Paa...." Kaylana mencoba memanggil Kaeya.

Tapi Kaeya tidak bergerak.

Kaylana memiringkan kepalanya, biasanya Kaeya akan langsung bangun begitu mendengar suara dari Kaylana.

"Pa papa!" Kaylana memanggil sekali lagi, tapi masih tidak ada reaksi apapun dari papanya.

Kaylana pun berhenti mencoba dan beralih mencoba memanjat keluar dari tempat tidur bayi.

Bayi perempuan ini sering melihat papanya banyak bicara jika dia berhasil keluar, mungkin dengan begitu Kaylana bisa membangunkan papanya.

Maklumi pemikiran Kaylana, dia belum paham kalau arti sebenarnya dari 'banyak bicara' adalah Kaeya mengomelinya karna melakukan hal berbahaya (bagi bayi).

Setelah berhasil turun dari tempat tidur bayi, Kaylana merangkak ke tempat tidur Kaeya.

Sekarang adalah bagian terberat bagi Kaylana.

Bagaimana caranya dia bisa naik?

Kaylana menatap puncak tempat tidur papanya lalu menoleh ke kanan-kiri.

Tidak ada pijakan untuknya naik.

Kaylana akhirnya meraih dan mencengkram seprei tempat tidur, kemudian mencoba berdiri sendiri.

Walaupun gemetar tapi Kaylana berhasil berdiri dengan kedua kakinya.

Kaylana mengintip Kaeya.

Papanya itu masih tidur, namun ekspresi wajahnya tidak setenang sebelumnya. Kaylana mungkin masih bayi, tapi dia bisa paham kalau papanya terlihat tidak senang seperti biasanya.

"Ugh..." Kaeya merintih dalam tidurnya.

Kaylana mengerutkan keningnya dan mencoba memanggil Kaeya lagi "Paa?"

Tetapi Kaeya masih saja tidak menjawab panggilan putrinya.

Keringat dingin mulai membasahi kening Kaeya bersamaan dengan ritme napas yang tidak beraturan.

"Haah.... a-ayah..." Kaeya mengigau pelan, lalu berbalik badan membelakangi Kaylana.

Oh bayi perempuan ini tidak suka diabaikan oleh papanya.

Kaylana mencoba memanjat naik ke tempat tidur Kaeya, namun setelah beberapa kali usaha Kaylana tetap tidak bisa.

"Uuh..." Kaylana frustasi sambil menatap punggung Kaeya yang terlihat gemetar, "Uuh... Papa! Papa!"

"PAPA!!!!!"

"Hah?!" Kaeya terperanjat dari tidurnya.

Napasnya berat, debaran jantungnya terasa seperti menyentuh dinding rusuk, dan keringan dingin masih mengalir turun dari kening juga membasahi punggung Kaeya.

Buku Harian Seorang Anak Archon S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang