Who Is Birru

1.1K 98 2
                                    

"Eh, kalian tau nggak sih?" Kata legend baru saja keluar dari mulut Jihan. Dari situlah perang besar adu mekanik akan di mulai.

Jihan mulai bercerita kepada teman-temannya tentang berita terupdate, aktual, juga terpercaya.

Kini, semua mata tertuju pada Jihan, juga telinga yang terpasang kuat siap untuk mendengarkan berita terupdate, aktual, dan terpercaya itu.

Tetapi, tidak dengan Alesha. Dia lebih memilih untuk keluar kelas dari pada harus mendengarkan berita yang akan menjadi alamat pemakan bangkai.

"GHIBAH T'ROOSS!" Sindir Alesha pada Jihan dan teman-temannya sambil berjalan pelan menuju pintu.

"Nggak ghibah, Al." Sahut Jihan.

"Terus?"

"Cuma nge-riview orang aja." Jawabnya meringis.

"Sama aja buuuk-" Balasnya sengaja menggantungkan ucapan.

"Ya beda dong, kalo ghibah itu-"

"Udah-udah! Terserah deh." Potong Alesha mengakhiri perdebatannya dengan Jihan.

Kini, Alesha berasa di ambang pintu kelas. Saat melihat kanan kiri, Alesha mendapati pak Hendra sedang berjalan menuju kelasnya.

Alesha juga melihat seorang remaja perempuan seusianya berjalan dibelakang pak Hendra. Namun, wajah remaja itu terlihat samar-samar jika dilihat dari jarak Alesha yang cukup jauh darinya.

Melihat hal itu, Alesha langsung berbalik arah dan berjalan menuju bangkunya, "udah kali, ghibahnya! Ada pak Hendra tuh." Tuturnya yang tidak dipedulikan oleh Jihan dan teman-temannya.

Tak lama kemudian, seorang laki-laki paruh baya datang bersama seorang gadis cantik yang berdiri di belakangnya.

"Assalamu'alaikum, anak-anak." Mendengar hal itu, Jihan dan teman-temannya segera membubarkan barisan seraya menjawab salam pak Hendra.

"Selamat pagi, anak-anak!"

"Selamat pagi, pak!"

"Hari ini, kalian kedatangan teman baru. Dia siswi pindahan dari SMA Negeri Jakarta Pusat." Jelas pak Hendra.

"Raisa, silakan memperkenalkan diri kepada teman-teman kamu." Gadis itu tersenyum, lalu mengangguk.

"Assalamu'alaikum, temen-temen."

"Wa'alaikumussalaam."

"Nama saya Raisa Nabila Putri, panggil saja Raisa."

"Baik, silakan duduk di bangku kosong itu!" Seru pak Hendra mengarahkan tangannya pada meja kosong. Tepatnya, di sebelah kiri Alesha.

"Baik, pak."

"Kalau begitu, bapak pamit dulu. Assalamualaikum." Pak Hendra lalu berjalan keluar menuju ruangan kepala sekolah.

Setelah kepala sekolah pergi, Raisa segera duduk di meja yang telah di sediakan. Tetapi, entah kenapa kontan wajah Raisa berubah menjadi datar dan tidak sedap dipandang.

"Al, si Raisa kok kayak cemberut gitu. Dia kenapa, sih?" Bisik Jihan yang hanya dibalas gedikan pundak oleh Alesha.

"Dih."

Tak lama kemudian, guru bahasa Indonesia masuk ke dalam kelas untuk memulai pelajaran.

•••

Kriiing!

Suara bel istirahat berbunyi. Seluruh siswa-siswi MA keluar kelas menuju musholla untuk melaksanakan sholat Dhuha berjama'ah.

SENJA UNTUK ALESHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang