"Suka banget foto-foto gituan." Celetuk Abban yang melihat Alesha tengah sibuk memotret jalan, lampu, awan, dan hal-hal menarik disekitarnya.
"Ga ada niatan foto mas gitu?" Tanya Abban yang cemburu akan hal-hal yang mendapatkan perhatian lebih dari Alesha.
Alesha yang tengah asik memotret itu pun menghentikan pekerjaannya, lalu menatap lekat netra coklat Abban.
"Udah banyak." Jawabnya.
"Lah, kapan?"
"Banyak kok di album, mau liat?" Tawarnya menyodorkan handphone pada Abban.
Salah satu hasil paparazi Alee
Abban yang merasa tidak pernah dipotret olehnya pun langsung membuka galeri handphone. Benar saja, terlihat banyak foto dirinya di sana. Tapi, sama sekali tidak pernah ia sadari jika dirinya telah banyak diambil gambar.
"Paparazi." Ucap Alesha seraya tersenyum.
"Cie, nge fans ya!" Goda Abban seraya menoel hidung Alesha hingga memerah.
"Ih, mana ada!?" Sahut Alesha tak terima.
"Buktinya!"
"Kan cuma iseng."
"Terpesona ya, sama ketampanan suami."
"Ih apaan sih, GR banget jadi orang. Mana ada!?"
"Udahlah, kalo suka bilang!"
"Yaudah, sini! Dihapus aja!"
"Eh, jangan dong."
"Udah ah, males debat." Pungkas Alesha pasrah.
"Becanda kali, maaf yaa ibu negaraa." Ucap Abban seraya mengacak-acak pucuk kepala Alesha yang berbalut jilbab coklat.
Alesha menghela nafas, lali berkata "dimaafin."
"Nah, gitu dong. Istri Sholehah."
Alesha menunduk dan mengulum senyum.
"Jiakh, senyumnya hadep sini dong buk, biar tambah manis." Ucap Abban seraya mengangkat dagu Alesha dengan ibu jari dan jari telunjuknya.
Alesha langsung memalingkan muka. Apa-apaan ini!? Jantungnya berdetak begitu cepat.
"Aduh, malu deh." Lanjut Abban yang langsung menggandeng tangan Alesha dan kembali berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA UNTUK ALESHA
Teen FictionHai, namaku Alesha Zahrasyla. Sengaja ku tulis cerita ini untuk mengenang orang-orang berharga yang pernah ada di beberapa episode hidupku. Di episode pertama, kalian akan menemukan Jihan. Dia sahabatku. Dia humoris, humble, tapi terkadang karaktern...