Takdirku Kamu

535 64 0
                                    

"Gus, makasih ya." Ucap Alesha yang menatap ke arah Abban sembari mengayun kecil ayunannya.

"Untuk?"

"Waktu itu."

"Hah?"

"5 tahun lalu, di Surabaya."

"W-waktu di pantai sebelah jembatan Suramadu?"

Alesha mengangguk.

"Lupain, Alee. Sekarang kan udah nggak."

"Gus nggak nyesel ingat itu?"

"Nggak. Saya mengerti keadaan kamu waktu itu."

FLASH BACK ON

"Maaf, ya Allah. Saya nggak sanggup lagi ...." Lirih seorang perempuan yang pipinya telah basah oleh air matanya.

"GUE CAPEK!" Kelakarnya.

"Boleh akhiri semua ini nggak? ...." Lanjutnya kembali melirih.

Malam itu, tidak ada siapa pun di sekitarnya. Hanya terlihat lalu lalang kendaraan yang melintas di jembatan Suramadu dengan jarak lumayan jauh darinya.

Perempuan yang tak lain adalah Alesha itu tengah berada di tepi Selat Madura. Ia mulai mengeluarkan pisau yang berada di sakunya.

Alesha menutup matanya yang terus mengalirkan air mata di pipinya. Dalam hitungan detik, ia pun merasakan darah segar mengalir di telapak tangannya.

Sayangnya, entah mengapa pergelangan tangan itu tidak merasakan sakit sedikit pun.

"ARRGHH!" Gelegar suara itu terdengar jelas di telinga Alesha. Ia pun membuka matanya dan melihat ke arah suara itu.

Bibirnya bergetar. Mata yang semula menatap lekat seseorang di hadapannya pun teralih ke tangannya.

Tubuh Alesha langsung bergetar melihat darah yang bercucuran itu mengalir dari tangan seseorang di sampingnya.

Pisau itu bukan mengiris pergelangan tangannya, melainkan mengiris telapak tangan yang telah menggenggam erat benda itu.

"Jangan bodoh!" Ucap seseorang itu yang tak lain adalah Abban.

"L-lo siapa? A-anak baru itu, ya?" Tanya Alesha yang mulai mengalihkan pandangannya ke netra coklat pria itu.

"Ya."

"Kenapa lo lakuin ini?"

"Bunuh diri bukanlah alasan yang tepat untuk pergi dari masalah."

"Lo nggak tau masalah gue!"

"Apa kau yakin setelah mati tidak ada kehidupan lagi?"

"Gue bisa tenang setelah mati."

"Masih ada alam kubur."

"Tapi-"

"14 masih memiliki peluang banyak peluang untuk menggapai kesuksesan."

"Emang dengan perbuatan lo barusan bisa ngerubah hidup gue? GUE CAPEK! KENAPA LO CEGAH GUE!"

"Apa alasanmu bunuh diri?"

"SATU PERSATU KELUARGA GUE PERGI! EMANG LO BISA BUAT MEREKA SEMUA KEMBALI!?"

"Allah tidak akan memberi cobaan di luar kesanggupan hamba-Nya. Kau tau itu?"

"BUKTINYA? GUE NGGAK SANGGUP!"

"Jangan berpikir seperti itu. Kau sanggup melewatinya. Percayalah!"

"KENAPA LO BISA SE YAKIN ITU?"

"Ada Allah yang selalu bersamamu. Suatu saat, Dia akan mengirimkan seseorang yang begitu mencintaimu dengan tulus."

SENJA UNTUK ALESHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang