Buku Coklat

830 92 0
                                    

"Stop, stop, stop, Pa!." Seru Salma pada driver ojol.


"Di sini mbak?" Tanyanya.

"Bukan, sebentar pak. Saya mau ngasih barang adik saya yang ketinggalan. Tunggu dulu ya, pak." Salam melepas helmnya dan turun dari sepeda motor.

Salma mencari-cari keberadaan Alesha dari depan gerbang sekolah. Tampak seorang remaja laki-laki yang melihat tingkah Salma dari belakang gerbang dalam waktu yang cukup lama. Remaja itu pun menghampirinya.

"Mohon maaf kak, cari siapa?" Tanyanya ramah.

"Saya Salma. Saya sedang mencari adik saya, Alesha. Kamu kenal nggak?"

"Alesha? Kelas berapa kak?" Tanyanya.

"Kelas XI IPA 1."

"Oh, ada perlu apa, kak? Mungkin saya bisa bantu." Tawar laki-laki itu yang tidak lain adalah Alim. Jujur, sebenarnya dia tidak tau siapa Alesha. Tapi, dia akan berusaha untuk mencarinya.

"Bukunya ketinggalan. Bisa minta tolong kasih ini ke dia, nggak?" Salam menyodorkan sebuah buku bersampul coklat yang ditanggung dan diterima oleh Alim.

"Terima kasih, ya."

"Iya, sama-sama. Yasudah, kalau begitu saya permisi dulu." Salam mengangguk melihat punggung Alim yang berjalan memasuki gerbang sekolah.

"Tunggu!" Langkah Alim terhenti mendengarnya.

"Ada lagi yang bisa saya bantu?" Tanyanya.

"Siapa nama kamu?"

"Alim."

"Makasih ya, Alim. Kalau begitu saya permisi."

"Sama-sama."

"Salma? Kayak pernah denger." Batinnya. "Udahlah, ngapain gue mikirin nama." Pungkasnya.

"Woy, bro!" Panggil Zayyan yang membuat Alim terkejut.

"Assalamu'alaikum." Sindir Alim.

"Hehe, sorry. Wa'alaikumussalaam."

"Lain kali kalo dateng itu salam dulu, bukan teriak-teriak."

"Siap, gus!" Zayyan berlagak hormat seperti polisi.

"Zayn,"

"Hehe, lo nggak masuk?" Tanya Zayyan.

"Iya, ini baru mau masuk."

"Yaudah, bareng aja."

Keduanya berjalan masuk ke dalam sekolah. Tiba-tiba, seseorang yang memiliki suara tidak asing itu memberhentikan langkah mereka.

"Zayn, Alim." Panggil seseorang yang tak lain adalah Hilya.

"Hilya, cari Alim, ya?" Crocos Zayyan.

"Em, Zalfa udah datang belum?" Tanya Hilya yang di 'oh' kan oleh Zayyan. "Nggak tau." Lanjutnya menjawab.

"Oh, yaudah. Terima kasih."

"Em ... udah WA?" Tanya Zayyan.

"Belum sih."

"Sebaiknya, kamu WhatsApp saja."

"Zayn, gue ke dalam dulu ya. Hilya, saya permisi."

"Hilya, cuaca hari ini kan cerah ya, tapi kok terasa dingiiin banget." Sindir Zayyan pada Alim dengan lagak kedinginan.

Alim mengerti dengan perkataan Zayyan. Sindiran itu memang sengaja ditujukan kepadanya. "Assalamu'alaikum." Ia tak peduli dan memilih untuk pergi.

"Dia mah gitu." Jelas Zayyan pada Hilya.

SENJA UNTUK ALESHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang