Tentang Perasaan

528 59 0
                                    

"Mau kemana, mas?" Tanya Alesha yang tengah melihat suaminya berdandan rapi di depan cermin.

"Ke toko emas."

Alesha terkekeh mendengarnya. "Toko emas? Mau ngapain?"

"Kenapa ketawa, Alee? Ya mau beli emas lah."

"Masa ke toko emas pake baju kokoh, peci, pakek sarung lagi."

"Lah, salah?"

"Ya enggak. Cuman, mana ada orang ke toko emas pakek baju kayak gitu."

"Terus?"

Alesha hanya terkekeh dan membuka isi lemari sembari memilih pakaian yang pas untuk suaminya.

"Nah, ini aja ya. Lebih cocok buat ke toko mas." Ucap Alesha sembari memperlihatkan baju yang ditentengnya.

"Ck! Nggak ah. Saya pakek ini aja."

"Mas,"

"Nggak, Alee!" Ucapnya menekan lembut.

Alesha menghela nafas.

"Ah, lama. Ayo ikut!" Seru Abban yang langsung menggandeng pergelangan tangan Alesha.

Alesha melempar sepasang baju yang dipegangnya ke kasur dan terpaksa menuruti Abban. "Eh-eh! Mau kemana?"

"Ikut ke toko emas." Jawab Abban yang keduanya kini telah berada di halaman rumah.

"Lah, kok Alesha?"

"Nurut aja, Hilwa!" Ucapnya lembut tanpa menoleh ke arah Alesha dan terus berjalan cepat.

Seketika, Alesha berhenti paksa dengan wajah tidak sedap dipandang. Abban yang menyadari itu pun ikut berhenti dan menoleh ke arahnya.

"Kenapa?" Tanya Abban lembut.

"Gus-" panggil Alesha terpotong.

"Gus?" Tanya Abban tak terima dipanggil Gus.

"Ah, bodo amat."

"Kamu kenapa, Alee?"

"Sadar nggak sih?" Tanya Alesha kesal.

"Sadar apa? Saya sadar, Alee."

"IYA MAKSUDNYA TUH SADAR NGGAK SIH KALO ... ARGGGHHH!" Kelakar Alesha yang membuat dirinya kesal sendiri.

"Kamu sakit?" Tanya Abban yang langsung mengecek kening Alesha dengan telapak tangannya.

"SAYA NGGAK SAKIT." Ketusnya.

"Saya? Tumben. Kamu kenapa, Alee?" Tanya Abban sembari menangkupkan kedua tangannya ke pipi Alesha.

"Sadar nggak sih?" Lirih Alesha.

Abban mengernyitkan dahi kebingungan.

"Akhir-akhir ini entah kenapa nama itu selalu saya dengar dari mulut-"

"Nama? "

"Hilwa, Gus."

"Mas, Alee. Bukan Gus."

"Yaa."

"Siapa tadi?"

"Hilwa."

Abban terkekeh mendengarnya.

"Kenapa ketawa?" Tanya Alesha semakin kesal.

"Alee-" ucap Abban serius.

"Kekasihmu? Mantan kekasihmu? Pujaan hatimu? Atau-"

"Ssst!" Sela Abban yang langsung mendaratkan jari telunjuknya ke bibir Alesha.

"Ke-"

"Alee, dengerin saya. Dia bukan siapa-siapa."

SENJA UNTUK ALESHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang