Setelah 2 jam perjalanan menuju Lombok, Alesha dan Abban pun sampai di kota yang mendapatkan julukan 'pulau seribu masjid.'
Abban dan Alesha langsung menuju ke sebuah rumah penginapan dengan taman yang indah dan lingkungan yang asri. Ditambah, perumahan itu tidak jauh dari area pantai yang sangat cocok digunakan untuk melihat sunset.
"Gus, Alesha ke belakang dulu ya."
"Mandi?"
"Buang air kecil."
"Iya, jangan lama-lama."
"Iya." Pungkas Alesha lalu pergi ke toilet.
5 menit kemudian, Alesha kembali ke kamar untuk memanggil Abban makan siang.
"Assalamu'alaikum, Gus-" ucapnya seraya membuka pintu.
"Astaghfirullah! Sobek!" Teriaknya yang disusul oleh bungkaman tangannya sendiri.
"Sarung saya sobek?" Tanya Abyan santai seraya mencari-cari sobekan di sarungnya.
"Bukan, Gus."
"Terus?"
"Itu loh, perutnya! Kata orang-orang sobek kalo kayak gitu! Tutup Gus, aurat!" Teriaknya sedikit pelan.
Abyan melihat ke arah perutnya. Ia sedikit bingung dengan Alesha. "Aurat apanya? Pusar saya nggak keliatan kok."
"Lah-"
"Aurat laki-laki itu dari pusar sampe lutut, Alee."
"Ooh, yaudah buruan pakek bajunya, habis itu kita makan siang. Alesha tunggu di ruang makan, Gus." Ucapnya menggedikkan bahu lalu pergi ke ruang makan.
"Aneh." Gumam Abyan sedikit terkekeh.
Keduanya pun melakukan makan siang bersama dengan lauk pauk khas kota Lombok.
Setelah selesai makan siang, mereka bersiap-siap untuk sholat ashar. Abban berjama'ah di masjid terdekat, sedangkan Alesha melakukan sholat sendiri di perumahan desa itu.
•••
"Bengong mulu." Tegur Abban yang duduk di ayunan besi sebelah Alesha.
Alesha menoleh ke arahnya sembari mengayun kecil pada ayunan yang didudukinya. "Acaranya kapan?"
"Nanti malam."
"Ada perempuannya?"
"Ada. Nanti teman saya jemput kita bawa istrinya juga."
"Yang ngundang Gus itu?"
"Iya."
Alesha kembali menatap indahnya lautan dengan sunset yang memancar dengan indah. Berwarna jingga kemerahan.
"Alee!" Panggil Abban.
Alesha menoleh. "Iya?"
"Kenapa saya bisa jatuh hati berkali-kali sama kamu?"
Alesha mengernyitkan dahinya. "Hah?" Tanyanya menyengir.
"Salah satu alasan saya sekolah di Mesir ya kamu."
"Hah?"
"Saya pengen ngejauh dari kamu, Alee. Saya nggak ingin terjerumus sama perasaan yang belum tentu."
"Memangnya, kita pernah ketemu?"
"Iya."
"Kapan?"
"Saya berada di samping sopir yang menabrak kamu waktu itu. Saya juga sempat keluar dari mobil dan melihat kamu berlumuran darah."
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA UNTUK ALESHA
Teen FictionHai, namaku Alesha Zahrasyla. Sengaja ku tulis cerita ini untuk mengenang orang-orang berharga yang pernah ada di beberapa episode hidupku. Di episode pertama, kalian akan menemukan Jihan. Dia sahabatku. Dia humoris, humble, tapi terkadang karaktern...