"Shodaqallaahul'adziim."
"Alhamdulillah. Udah mulai lancar ngaji istri saya."
Alesha menyengirkan bibirnya dan memutar malas bola matanya, lalu mencium mushaf Al-Qur'an yang berada di tangannya. Ia segera mengembalikannya di rak khusus Al-Qur'an dan kitab-kitab.
Ia pun kembali duduk di atas tikar, menghadap Abban yang tengah duduk membaca kitab. Abban yang melihat Alesha menatapnya dengan pandangan kosong itu pun segera menutup kitabnya dan mengembalikannya ke rak.
"Kenapa, Alee?"
Alesha hanya menghela nafas dengan pancaran mata yang sulit di tebak.
"Sakit?" Tanya Abban mengecek suhu badan Alesha dengan telapak tangannya.
Alesha menggeleng.
"Terus?"
"Mas," panggilnya lalu terdiam sedikit lama.
"Hm?"
"Kata mas dulu kan kalau kita sholat, ngaji, dan ibadah lainnya, hati kita jadi tenang. Tapi, Alesha masih ngerasa kalo hati Alesha kosong. Hampaaa gitu rasanya." Jelasnya.
"Oh," sahut Abban seraya menghela nafas dan mengambil remot AC yang berada di atas kasur, lalu menyalakan AC dengan sangat dingin.
Alesha tak paham dan menyengir melihat tingkah suaminya itu. Tak lama kemudian, ia merasa kedinginan dan menggosok-gosok bahu dan telapak tangannya.
Alesha mencari keberadaan selimut yang tak kunjung ia temukan. Tidak ada selimut di sekitarnya. Entah mengapa seolah-olah selimut itu menghilang dari bumi.
"Hshshshshhs!" Lirihnya kedinginan. "Dingin, mas! Tolong matiin!"
Abban menggeleng dan tersenyum melihatnya.
"Ih, sini! Ditanya malah nyalain AC ." Cetusnya berusaha merebut remot AC dari tangan Abban. Namun usahanya gagal.
"Dingin?" Tanya Abban tanpa rasa bersalah.
"Ish, udah tau juga. Mana selimutnya nggak ada lagi."
Abban tersenyum tipis lalu berkata, "sini! Duduk di sebelah saya."
"Nggak ada gunanya, mas. Alesha tetep kedinginan. Matiin dong!"
"Nurut aja, Alee!" Serunya lembut dan dituruti oleh Alesha dengan wajah murung.
Kini, Alesha telah berada di samping Abban. Namun, dirinya masih merasakan keinginan dan terus menggosok-gosok bahu dan telapak tangannya bergantian.
Abban yang sedari tadi melihat tingkah Alesha itu pun ikut menggosok-gosok kedua telapak tangannya dan menggenggamkannya pada tangan Alesha seraya memeluk tubuh Alesha.
Alesha terkejut dan mengernyitkan dahinya. Sementara Abban, ia pun menatap lekat netra biru Alesha seraya berkata, "udah mendingan 'kan?"
Alesha mengangguk kelu lalu berkata, "maksudnya apa, mas.Tinggal matiin AC nya aja apa susahnya sih!?" Ucapnya sedikit kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA UNTUK ALESHA
Teen FictionHai, namaku Alesha Zahrasyla. Sengaja ku tulis cerita ini untuk mengenang orang-orang berharga yang pernah ada di beberapa episode hidupku. Di episode pertama, kalian akan menemukan Jihan. Dia sahabatku. Dia humoris, humble, tapi terkadang karaktern...