Di malam yang sunyi, Jihan tengah duduk di balkon kamarnya. Memandang betapa indahnya bulan yang dikelilingi berjuta-juta bintang yang saling melengkapi satu sama lain.
Tiba-tiba, ia teringat akan kejadian yang terjadi tadi siang. Dimana Alesha mendorongnya ke tepi jalan agar tidak tertabrak mobil yang melintas bagaikan kilat.
"JIHAAAN AWAASSS!"
Mengingat hal itu, Jihan merasa bersalah sekaligus berhutang Budi pada Alesha. Walau bagaimanapun, kebaikan Alesha terlalu banyak kepadanya.
Namun, ego telah mengalahkannya. Rasanya, sangat berat untuk berdamai degan Alesha. Hatinya sudah terlalu hancur. Berkali-kali ia patah melihat kedekatan Alesha dengan Birru.
"Gue tau, nggak seharusnya gue bersikap kayak gini." Gumamnya lirih.
"Tapi kenapa, Al? Kenapa lo tega sama gue? Apa ini alasan lo nyuruh gue buat ngejauhin kak Birru?"
"Lo itu baik, Al. Baiiik, banget."
"Tapi, waktu lo di perpus, di JPO, bahkan berkali-kali saat summer camp, sampai saat kak Birru datang ke rumah lo waktu lo sakit."
"Gue liat semuanya, Al."
"Yang terakhir kali gue lihat dan membuat gue berada di puncak kekecewaan adalah, ketika kak Birru membawa lo di atas gendongannya waktu kecelakaan."
"Gue nggak tau, hal apa lagi yang terjadi di waktu yang akan datang."
"Mungkin, lo akan ambil dia buat jadi milik lo untuk selama-lamanya."
"Apa pun yang terjadi, gue harap gue nggak akan kecewa untuk yang kesekian kalinya."
Tak terasa, matanya mulai sembab, hidungnya memerah, sedangkan pipinya telah basah dengan air mata.
Jihan menenggelamkan kepalanya yang masih tertutup kerudung itu ke dalam lipatan kaki dan tangannya.
"Maaf, Al ...." Pungkasnya lirih.
•••
"Bi!" Seru Alim.
Birru yang sepertinya tengah terburu-buru itu menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah Alim. Alim menyepadankan posisinya dengan Birru.
"Mau ke mana?"
"Ke rumah sakit."
"Lo nyadar nggak, Bi? Ini semua terlalu berlebihan."
"Nggak, Lim."
Alim memejamkan matanya lalu menghela nafas. "Secinta itu ya, lo sama dia?"
Birru hanya menunduk mendengarnya.
"Gue tau Bi, tapi ini berlebihan."
Birru kembali mengangkat kepalanya, menatap Alim sedu. "Lo nggak inget sama apa yang pernah gue ceritain?"
"Hah?"
"Lebih dari 10 tahun yang lalu."
"Itu udah lama banget, Bi. Gue nggak inget."
"Maaf, Lim." Lirih Birru lalu pergi menuju rumah sakit.
"Bi! Lo cerita apa? Gue nggak inget." Tanya Alim sedikit berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA UNTUK ALESHA
Teen FictionHai, namaku Alesha Zahrasyla. Sengaja ku tulis cerita ini untuk mengenang orang-orang berharga yang pernah ada di beberapa episode hidupku. Di episode pertama, kalian akan menemukan Jihan. Dia sahabatku. Dia humoris, humble, tapi terkadang karaktern...