Hilwa

524 58 0
                                    

"Nggak capek? Kok nggak tidur? Udah malem loh." Tanya Abban yang tengah melihat Alesha sedang fokus ke layar laptop.

"Nggak."

"Lagi apa sih?" Lanjutnya bertanya seraya menyetarakan wajahnya dengan Alesha yang menghadap layar laptop.

"Ih, kepo banget." Ketus Alesha menghindar.

"Senja di Lombok?" Tanya Abban mengernyitkan dahi setelah membaca tulisan di layar itu.

Alesha mengangguk.

"Suka nulis?"

"Nggak. Kalau lagi mood aja."

"Terus setelah ini?"

"Pengennya dijadiin buku, buat motivasi orang-orang."

"Kapan?"

"Kapan-kapan, Gus."

"Gus? Siapa gus?"

Alesha menyebikkan bibirnya dan mengangkat kedua alisnya.

"Gus itu, siapa?"

"Suami orang."

"Agus?"

"Yaa."

"Ck! Males banget punya istri nggak peka."

"Ck! Males banget punya suami basa-basi."

"Jangan panggil Gus, Alee. Saya suami kamu, bukan Gus."

"Lah terus? Mau di panggil apa? Bapak?"

"Emm, apa ya?"

"M-Mas?" Tebak Alesha.

"Nah, itu juga bisa."

"Udah ah. Alesha mau tidur."

"Nulisnya udah selesai?"

"Belum."

"Pinjam handphonenya nya ya."

"Buat apa, Gus?"

"Gus?"

"Ck! Buat apa mas?"

"Kepo. Saya cuma mau nge cek."

"Hah? Nggak ada apa-apa."

"Saya gabut, Alee."

"Terserah." Pungkas Alesha lalu tidur.

Abban pun duduk di kursi dan membuka galeri seraya melacak seluruh foto-foto Alesha yang nampak cantik dengan hijabnya itu. Ia pun mengulum senyum seraya bergumam "Hilwa."

Alesha yang belum terlalu lelap itu pun mendengar suara itu. Rasanya, hati mungilnya telah dipatahkan oleh satu kata yang diucapkan oleh Abban.

"Hilwa? Siapa dia, Gus? Mantan kekasihmu?" Batinnya seraya memejamkan erat matanya agar tidak mengeluarkan air mata.

•••

Zayyan mengernyitkan dahi serta menggaruk pelipisnya. Tiba-tiba, suara telepon berbunyi dari handphone-nya. Tertera nama 'si bontot' di layarnya.

SENJA UNTUK ALESHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang