P R O L O G

29.3K 805 2
                                    

Happy Reading Guys!

Tinggalkan jejak setelah membaca ya!

■ ■ ■

Raifa Husna. Kerap dipanggil dengan nama Husna. Seorang gadis cantik berusia 19 tahun yang sudah bisa hidup setegar ini. Kedua orang tuanya memang sudah tidak ada, sejak menginjak bangku sekolah dasar, Husna sudah kehilangan kedua orang tuanya lantaran sakit. Husna memang bukan orang berada, dia hanya seorang gadis sederhana yang berusaha untuk kembali bangkit dari rasa sakit setelah kehilangan kedua orang tuanya.

Husna memang hanya tamatan SMA saja, di kampungnya itu anak gadis sepantaran Husna jarang sekali untuk bisa menyelesaikan pendidikannya sampai SMA. Beruntungnya Husna yang bisa sampai menamati sekolahnya. Seperti saat ini, Husna sedang mengasuh balita yang berumur 2 tahun, dia memang sedang bekerja menjadi pembantu sekaligus pengasuk anak majikannya. Namanya Dafi Putra Ekbal yang kerap disapa Dafi.

Diumur 2 tahun, Dafi belum pernah merasakan pelukan seorang ibu lantaran sang ibu kandung telah tiada saat melahirkan Dafi. Ayah kandung Dafi bernama Gaffi Ekbal Putra yang kerap disapa Gaffi. Pria berusia 30 tahun itu masih menyandang status duda nya setelah kepergian sang istri saat melahirkan sang anak. Selama 2 tahun juga, ia menutup rapat-rapat hatinya dan berusaha menjaga anaknya sebisa mungkin, meski dirinya perlu bantuan ibunya, Riana, namanya.

"Sudah berapa kali Gaffi bilang, Gaffi tidak mau menikah lagi, Mi." Ujar Gaffi dengan nada yang amat menjengkelkan dimata Riana.

Riana, ibu kandung Gaffi. Wanita itu selalu menyuruh anaknya bersedia untuk menikah lagi. 2 tahun bukan waktu yang sebentar, disaat itulah dirinya merasa bahwa anak tunggal nya itu harus memiliki pasangan lagi. Zidan, sebagai suami dari Riana dan ayahnya Gaffi tentu merasa setuju dengan usulan sang istri. Anaknya itu harus memiliki istri lagi agar cucu kesayangannya itu mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu.

"Mami hanya ingin yang terbaik untuk hidup kamu dan Dafi. Memang salah Mami mau lihat anak dan cucu Mami bahagia seperti keluarga yang lain?" jawab Riana dengan tenang.

Suasana ruang keluarga kembali hening, Zidan yang melihat pertengkaran itu hanya bisa menghela nafas panjang. Sudah biasa baginya melihat pertengkaran kecil seperti ini. Niat istrinya memang baik, demi kebaikan sang anak.

"Tapi gak harus sama pembantu itu kan, Mi?" tanya lagi Gaffi.

Riana menatap anaknya yang duduk bersebrangan. "Kamu mau menikah dengan siapa memang? Sama Lita yang pernah kamu kenalkan waktu itu? Mami gak suka kalau kamu memang jadi nikah sama Lita, dia itu wanita gak baik untuk kamu, Gaffi. Dia itu hanya ingin hartamu saja, bukan sayang sama anakmu."

Gaffi meremas pelan tangannya, kembali memikirkan sesuatu untuk bernegosiasi dengan sang ibu. "Lita cantik, Mi. Dia juga kelihatan berpendidikan, dan sejajar dengan status kita." Jawabnya dengan angkuh.

Zidan geleng-geleng kepala saat mendengar jawaban dari sang anak. "GAFFI JAGA UCAPANMU!" Bentak Zidan yang sudah tersulut emosi. Riana mendekat kearah Zidan lalu mengelus pelan punggung tangan sang suami, berniat untuk menenangkan.

Keluarga Ekbal memang dikenal sebagai keluarga terpandang. Mereka mempunyai beberapa perusahaan penginapan dan ikut berkecimpung di dunia kuliener, tidak hanya itu, mereka juga menjalin kerjasama diberbagai kalangan. Meskipun mereka berasal dari keluarga berada, mereka tetap rendah hati. Berbeda dengan anak tunggal nya itu yang berubah menjadi tinggi hati setelah kepergian sang istri.

"Mami tahu kalau Husna itu cuma pembantu disini, tapi kamu lihat dong dia, dia itu baik dan tulus merawat Dafi." Husna, gadis cantik berusia 19 tahun itu bekerja sebagai asisten rumah tangga sekaligus pengasuh anaknya sejak umur 1 tahun. Meski hanya sebagai pembantu, tapi Husna tidak terlihat sebagai ART. Dirinya cantik sekali, akhlaknya juga baik. Dan gadis itu juga sangat tulus dalam menjaga Dafi----- anak Gaffi. Riana bisa merasakan ketulusan itu.

"Mau taruh dimana muka Gaffi kalau nikah sama Husna? Bocah ingusan itu tidak pantas jadi istriku, Mi, Pi,"

"SUKA TIDAK SUKA, KAMU HARUS MENIKAH DENGAN HUSNA. MAMI DAN PAPI HANYA INGIN YANG TERBAIK UNTUK HIDUP CUCU PAPI. TIDAK ADA PENOLAKAN. JIKA KAMU MENOLAK, ITU ARTINYA HARTA WARISAN UNTUK KAMU TIDAK AKAN KAMU DAPATKAN SEPERSEN PUN! KALAU KAMU MEMANG INGIN MENGIKUTI PERINTAH KAMI BERDUA, KAMU TIDAK PERLU KHAWATIR SOAL ITU!" Keputusan Zidan buat Gaffi tambah kesal. Bagaimana bisa dirinya yang jelas-jelas anak kandungnya tidak mendapat sepersenpun. Bukannya gila harta, tapi, kan, Gaffi juga ikut membangun perusahaan keluarga agar tetap maju.

Dengan sangat amat terpaksa, muka yang tidak menampilkan senyum itu terpaksa terlihat. "Baik, kalau begitu Gaffi akan menikahi Husna untuk menjadi istri dan ibu dari anak-anakku!" jawabnya dengan tegas. Meski hatinya ingin meronta-ronta karena perkataan dimulut dan dihati tidak selaras.

Sedangkan Riana dan Zidan hanya tersenyum senang, usaha mereka untuk membujuk anaknya kembali sukses.

■ ■ ■

GAFNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang