Selamat membaca!
Xxx
Hari ini jadwalnya Husna untuk mengecek kandungan di Rumah Sakit. Dia memang tidak datang dengan sendirian, Husna akan ditemani oleh Gaffi. Ya, Pria itu akhirnya memilih pulang diwaktu jam istirahat tiba.
Tin!
Suara bunyi klakson terdengar, Husna sudah sigap berdiri, sudah menunggu kedatangan Gaffi sejak tadi. Kali ini Dafi tidak ikut, balita itu tinggal bersama Riana. Setelah berpamitan dengan Riana, Husna langsung menemui sang suami yang masih di dalam mobil.
"Sudah lama menunggu, ya?"
"Lumayan. Macet ya, Mas?"
"Iya, apalagi jam makan siang."
Sesampainya di Rumah Sakit, Gaffi setia menggenggam tangan sang istri. Kini menunggu giliran nama Husna akan dipanggil oleh perawat. Mereka berdua duduk di bangku besi yang panjang. Kebetulan hari ini ramai sekali antrian dokter kandungan.
Pasangan suami istri yang lain itu tidak luput dari pandangan Gaffi dan Husna. Mereka memperhatikan betul bagaimana mereka saling perhatian satu sama lain. Anggap saja sebagai pembelajaran untuk mereka, dikarenakan mereka pasangan awam, jadi tidak apa lah belajar dari pengalaman orang lain. Sisanya biar mereka yang saling menyesuaikan diri agar tidak terlihat canggung.
"Nona Raifa Husna Ekbal," cetus sang perawat yang sedang berdiri di depan ruangan.
Husna dan Gaffi tentu langsung berdiri melangkah menuju ruangan. Sesampainya di dalam, mereka disambut dengan hangat oleh Dokter. Dokternya perempuan, namanya Dokter Tiara.
"Halo, selamat siang. Perkenalkan Saya Dokter Tiara."
"Saya Husna, dan ini suami saya, Gaffi."
"Baik, kita langsung saja pada pemeriksaan ya. Silahkan naik ke atas brankar, nanti akan saya oleskan gel di perut untuk melihat janinnya."
Sebelum mengoleskan gel, Dokter Tiara berkata, "Maaf, bajunya saya singkap sedikit,"
Setelah itu kedua pasangan itu dapat melihat perkembangan sang anak dilayar monitor. Masih kecil, kemungkinan baru ada satu bulan. Gaffi yang melihat janin sebesar kacang hijau membuat dirinya terharu. Ia kembali mengingat masa di mana Dafi akan hadir ke dunia. Bedanya, kehadiran Dafi waktu itu tidak di inginkan oleh ibunya, sedangkan sekarang mereka menginginkan kembali anggota yang baru untuk penerus.
"Ini namanya janin, masih kecil seperti kacang hijau. Beberapa bulan lagi akan berkembang."
Husna kembali duduk setelah pemeriksaan tadi. "Apakah ada keluhan?" tanya Dokter Tiara.
"Akhir-akhir ini saya sering mengalami mual, pusing, nafsu makan naik turun, dan perasaan sangat sensitif."
Dokter Tiara tersenyum, pertanda paham dengan jawaban pasien dihadapannya. "Hal seperti itu adalah gejala yang dialami oleh ibu hamil. Dan itu hal yang wajar. Nanti saya kasih resep untuk ditebus karena ada obat pereda mual dan vitamin. Jangan terlalu banyak pikiran, kalau bisa ibu harus istirahat total. Jangan banyak beraktivitas yang terlalu berlebih." Pesan Dokter Tiara.
Keduanya sangat mendengarkan nasihat dari Dokter. Terutama pada Gaffi, pria itu sangat serius dalam menyimak ucapan sang Dokter. "Baik Dokter, terima kasih."
Xxx
"Lucu sekali bajunya,"
Dia adalah Husna. Wanita itu sedang melihat pakaian bayi, tadi dirinya meminta untuk mampir sebentar ke mall untuk mengisi perutnya yang kosong, dan tidak sengaja melipir ketempat baju bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAFNA
SpiritualNote : setelah membaca cerita ini, silahkan ambil sisi baiknya saja! Ini kisah dua insan yang harus menikah saat Riana--- selaku majikan Husna memintanya untuk menikah dan menjadi istri dan ibu sambung untuk Dafi. "Kamu yakin mau jadi istri dan ibu...